Pesta Reggae Siap Gemparkan Perbatasan Papua

13 Maret 2019 10:56

KEEROM – Buat kamu para pecinta musik reggae, bersiaplah! Musik reggae bakal jadi magnet untuk mengundang turis asal Papua Nugini dalam gelaran akbar Festival Crossborder Keerom 2019, yang digelar pada 5 hingga 7 April mendatang, di Lapangan Swakarsa, Waris, Kabupaten Keerom, Papua. 

Pemilihan musik reggae ini digagas oleh Kementerian Pariwisata karena reggae dianggap memiliki daya tarik sendiri khususnya di wilayah perbatasan Papua.

“Bersiaplah mengatur perjalanan ke Keerom, dan nikmati Festival Crossborder Keerom 2019. Sebab, semua kemeriahan akan disajikan di sini."  ungkap Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani.

Ada empat musisi reggae yang akan dihadirkan untuk menggemparkan tanah Keerom. Mereka adalah Duta Reggae Indonesia Ras Muhammad, Gorby-The Comen Rasta, XD Band, juga Mixmate Band. 

Mengapa Reggae?

Melihat dari penyelenggaraan Festival Crossborder Keerom tahun 2018, musik reggae dinilai berhasil menarik 789 wisatawan Papua Nugini. Selain itu, penampilan Ras Muhammad menjadi gong yang mampu mengundang 12.000 penonton. Dalam satu rangkaian acara yang digelar selama 3 hari, ada sebanyak 27.000 orang menikmati festival ini.

Sehingga, diharapkan tahun ini, festival yang menampilkan musik reggae dan bertema ‘Satu Tekad’ juga bisa memikat wisatawan.


Festival Crossborder Keerom 2018 (Dok.)

Tak Lupa Tampilkan Tarian dan Musik Tradisional Lokal

Tak hanya menampilkan pertunjukkan reggae, penyelenggara juga menyiapkan parade seni dan budaya khas Keerom yang unik. “Wilayah ini memiliki tradisi dan budaya yang eksotis,” ungkap Ricky.

Keerom terkenal dengan Tari Cenderawasih. Tarian ini berasal dari Kampung Ampas, Distrik Waris, Keerom. Tari Cenderawasih juga kerap dipentaskan di luar Papua. Gerakan tariannya sangat khas dan unik. Selain Cenderawasih, Keerom juga memiliki Tari Seni Absawo.
“Bukan hanya gerakannya dan kemasannya yang indah, tarian asal Keerom juga memiliki makna. Jadi, ada banyak pembelajaran yang bisa didapat wisatawan bila berkunjung ke Festival Crossborder Keerom 2019,” kata Ricky lagi.



Tari Cendrawasih (Dok.)

Selain tarian, wisatawan juga bisa menikmati alat musik tradisional. Salah satunya, Amyen yang menjadi alat musik tradisional Suku Web, Keerom. Amyen dimainkan dengan cara ditiup. Biasanya dipakai mengiringi tarian tradisional. Dahulu, alat ini digunakan juga sebagai ‘alarm’ perang. Dan masih banyak lagi alat musik lainnya seperti Paar & Kee, yang dipastikan mampu memukau penonton.
Keerom memiliki luas 9.365 kilometer persegi. Kabupaten ini terbagi dalam 11 distrik. 5 distrik di antaranya berbatasan langsung dengan Papua Nugini. Distrik itu adalah, Arso Timur, Towe, Senggi, Waris, dan Web.

Jadi, yuk siap-siap goyang reggae ke Keerom!

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cholis Faizi Sobari

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co