GenPI.co - Mungkinkah kita bisa menikmati patah hati? Mari kita bertanya kepada imam besar patah hati, Wiranagara.
Wira awalnya dikenal sebagai seorang komika. Dia rupanya juga pandai dalam merangkai kata. Kisah patah hatinya beberapa tahun lalu berhasil dia tulis dengan apik di buku pertamanya kali ini.
BACA JUGA: Pernyataan Mahfud Dahsyat, FPI Dibikin Hancur Lebur
Kisah sedih itu dituangkan ke dalam sebuah buku berjudul Distilasi Alkena. Buku pertamanya itu menyajikan kisah-kisah patah hati dalam nuansa yang berbeda dari penulis lain.
Kita seolah dipaksa mengakui kalau patah hati itu ada. Kita dipaksa menerima bahwa peristiwa itu memang telah terjadi. Dan mungkin, seperti itulah cara terbaik untuk menghadapinya.
Buku yang berisi kumpulan prosa ini mengisahkan bab-bab yang penuh dengan air mata. Namun, bukan hanya menjual kegalauan belaka, melainkan juga memaknai setiap peristiwa yang telah dilewati.
Wira juga menghadirkan sisi unik di setiap tulisannya. Dia menempatkan istilah-istilah kimia dalam setiap cerita yang dibagikan.
Ternyata, kimia bukan hanya berisi rumus-rumus yang sulit dipahami. Rumus-rumus itu juga mampu merekam kisah patah hati yang menyedihkan.
Judul buku Distilasi Alkena juga diambil dari istilah kimia. Distilasi memiliki arti pemisahan, sementara alkena ialah dua zat yang memiliki ikatan kuat dan tidak mampu dipisahkan.
BACA JUGA: Ucapan Gatot Nurmantyo Menggetarkan Jiwa Menyebut Habib Rizieq
Singkatnya, Wira seolah sedang menuliskan kisah-kisah mustahil yang berharap dapat memisahkan dua orang yang sudah melekat dan sulit dipisahkan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News