GenPI.co - Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di laut sekitar Kepulauan Seribu menyisakan tanda tanya.
Terutama soal pilihan rute penerbangan yang lebih sering melintasi lautan, dibanding daratan.
BACA JUGA: Denny Darko Ungkap Soal Sriwijaya Air Sj-182, Ini Jawabannya....
Jika cuaca di sekitar lautan sedang memburuk misalnya, mengapa tidak mengubah rute dengan memilih terbang di atas daratan?
Perlu diketahui, rute penerbangan tidak bisa disamakan dengan rute transportasi lain.
Alasan pesawat lebih sering terbang di atas lautan rupanya berkaitan dengan faktor keselamatan.
Dalam keadaan tertentu, pesawat bisa melakukan pendaratan darurat di atas laut. Hal itu lebih mungkin terjadi dibanding dengan mendarat di darat.
BACA JUGA: Mengejutkan! Ada Nama Penumpang Sriwijaya Air Datangi Bandara
Para ahli menilai pendaratan darurat di atas laut lebih aman dibanding dengan pendaratan di daratan.
Hal berbeda terjadi ketika pesawat memilih daratan sebagai tempat pendaratan.
Ada kemungkinan pesawat akan menabrak gedung-gedung tinggi. Alhasil, korban jiwa bisa lebih banyak.
Selain itu, pemilihan rute penerbangan di atas laut juga mempertimbangkan cuaca.
Tak semua lautan dipilih untuk rute penerbangan.
Para ahli akan meneliti daerah mana saja yang memiliki cuaca yang lebih tenang dan tidak berubah-ubah. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News