Suara Sopir Angkot itu Bikin Tubuhku Merinding Tak Keruan, Oh...

21 Januari 2021 14:55

GenPI.co - Pagi ini turun hujan deras. Sangat deras hingga orang pakai payung atau jas hujan pun masih kuyup.

Aku pun sebenarnya malas untuk pergi ke kantor, tapi hari ini ada rapat bulanan yang tak mungkin kutinggalkan.

BACA JUGA: Usai Kau Baca Surat ini, Ku Telah Berlalu Bersama Derai Air Mata

Jadi, berbekal jas hujan dan sandal jepit, aku memantapkan diri untuk berangkat ke kantor.

Rumahku ada di bagian depan komplek perumahan. Jadi, untuk keluar komplek hanya butuh berjalan sekitar 300 meter.

Tak jauh memang, tapi kalau lagi hujan rasanya seolah tidak sampai-sampai.

Biasanya, angkot kerap berhenti di dekat pintu masuk komplek. 

Dari situ, selalu berangkat di waktu yang sama, yaitu pukul 7.30.

Dari komplek rumahku ke stasiun ditempuh dengan sekali naik angkot dan memakan waktu selama 20 menit. Lalu, kereta selalu datang pukul 8.00.

Jadwal ini sudah kujalani selama setahun belakangan dan tak pernah berubah.

Karena itu, aku pun dapat memperhatikan bahwa sopir angkot yang berhenti di depan komplek rumahku pasti berbeda-beda.

Walaupun pernah sama, tapi jeda waktunya jauh sekali dan tidak pernah setiap hari berturut-turut.

Namun belakangan ini aku merasa ada yang janggal. 

Sebab, sopir angkot yang berhenti di depan komplek rumahku sudah dua minggu berturut-turut selalu sama.

Aku juga punya kebiasaan untuk selalu duduk di bagian depan sebelah sopir angkot. Jadi, hal ini terasa sangat aneh.

Perasaan was-was pun muncul. Apa orang ini intel yang sedang memata-matai tidakan kejahatan di kawasan ini?

 Ataukah dia malah seorang kriminal yang sedang berusaha untuk melakukan pemetaan lingkungan di sekitar komplek rumahku?

Semua pikiran buruk terlintas di benakku. Ada rasa waswas, tapi di saat yang sama muncul pula rasa senang jika melihat dirinya

Pasalnya, sopir angkot satu ini memiliki paras rupawan. Kami juga terlihat seumuran.

Ia juga terlihat lebih rapi dan bersih dibandingkan sopir lain yang kerap berpakaian ala kadarnya. 

Aku mencuri pandang saat dirinya mengelap kaca jendela yang berembun karena udara dingin pagi ini.

Sorot matanya yang tajam membuat jantungku berdebar-debar.

BACA JUGA: Pengin Begituan, Ibu Kos Minta Aku ke Rumahnya Tiap Malam Jumat

Beberapa kali juga aku mencuri pandang saat dia sedang menghitung uang kembalian. Ingin sekali kugandeng tangannya yang cekatan dalam mengambil uang itu.

Suaranya juga sangat lembut, sampai merinding aku mendengarnya.

Perjalananku ke kantor yang semula menyebalkan terasa berwarna sekarang. Walaupun aku tahu, perasaan ini pasti bertepuk sebelah tangan.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co