Heboh Hujan Es di Semarang, ini Kata Ahli

28 Maret 2019 11:08

GenPI.co - Ada sedikit kehebohan yang terjadi di Kota Semarang, Rabu (27/3) kemarin. Sekitar pukul 15.00, kota ini diguyur hujan deras disertai butiran es.

Meski tidak terjadi di seluruh bagian kota dan hanya beberapa daerah saja, namun kejadian ini sempat viral. Seorang warganet dengan akun  @andhikacahyau_ mengunggah video berdurasi kurang lebih 5 detik.

Dalam video tersebut digambarkan air deras mengguyur dari langit disertai bunyi-bunyi seperti serpihan jatuh. Setelah dilihat dan diperhatikan dengan seksama, ternyata itu adalah butiran es.

Akun info kota @infokejadiansemarang kembali mengunggahnya dan menarik perhatian warganet. Terbukti, selang beberapa saat, video tersebut sudah disaksikan sekitar 40.842  warga net dan mendapat tanggapan sekitar 263 komentar.

“Hujan es lur, lokasi di Gombel. Hujan es juga terjadi di Arya Mukti dan juga Ungaran. 14.50//27.03.10. Info kas @andhikacahyau_#infokejadiansemarang”.

Saat dikonfirmasi, Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Semarang Iis Widya Harmoko mengakui jika Rabu sore itu Semarang baru saja diterpa hujan es. Menurutnya, fenomena ini terjadi karena fenomena awan kumulonimbus yang sangat rendah dari permukaan tanah yakni hanya sekitar 100-200 meter dari permukaan tanah.

“Kalau biasanya awan kumulonimbus berada di ketinggian 500 sampai 1000 meter dari permukaan tanah, tapi yang ini sangat rendah. Akibatnya masih terjadi hujan es,” terangnya.

Dijelaskan, sebenarnya hujan yang keluar dari awan kumulonimbus berbentuk butiran es. Namun, biasanya butiran es itu telah mencair karena proses penguapan selama turun ke permukaan tanah.

“Namun, karena ini awan kumulonimbusnya sangat rendah sekitar jadi butiran es yang turun ke permukaan itu belum mencair. Alhasil, hujan es turunnya,” imbuhnya.

Ditambahkannya, fenomena alam berupa turunnya hujan es itu akan sering terjadi selama masa peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau atau pancaroba. Pada musim peralihan, cuaca ekstrem juga kerap terjadi sehingga menimbulkan fenomena alam yang janggal, seperti hujan es.

“Saat ini hingga akhir April nanti sudah masuk masa peralihan. Pada masa-masa seperti ini, cuaca memang sangat tidak menentu. Oleh karena itu, kami mengimbau kepada warga untuk meningkatkan kewaspadaan selama musim peralihan,” pungkasnya. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co