GenPI.co - Karya sineas muda dari Kota Semarang berhasil menembus festival film pendek tertua di dunia.
Film Berlabuh karya Kura-Kura Terbang dan Aranck Project yang disutradarai Haris Yulianto menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia untuk berkompetisi di International Short Film Festival Oberhausen ke-67 di Jerman.
"Film ini akan diputar di program International Online Competition. Ini juga menjadi kali pertama International premiere film Berlabuh," ujar Haris Yuliyanto kepada GenPI.co pada Jumat (19/2).
BACA JUGA: 3 Film Pendek Horor Ini Bakalan Bikin Malam Minggu Jadi Gemetaran
Film tentang pelaut muda ini juga menjadi satu dari dua film dari Asia Tenggara yang berhasil menembus salah satu festival film pendek bergengsi di dunia tersebut.
Di kalangan sinema, festival film pendek Oberhausen merupakan salah satu festival yang menyajikan film-film pendek terbaik dari seluruh dunia.
Festival ini bahkan menjadi salah satu referensi bagi Academy Awards (Oscar) dalam memilih nominasi film pendek terbaik.
Tahun ini, festival film pendek Oberhausen akan mulai digelar pada 1-4 Mei mendatang.
"Karena masuk International Online Competition, Berlabuh bisa ditonton secara daring di website kompetisi itu pada tanggal pelaksanaan," katanya.
Ke depan, Haris berharap film pendek terbarunya ini bisa di putar di banyak festival lain, termasuk yang di Indonesia.
"Terutama bisa ditonton oleh para ABK dan pemangku kebijakan yang berhubungan dengan kontrak kerja di Indonesia," kata Haris.
Sebelumnya, film Berlabuh sudah lebih dulu diputar di Jogja-NETPAC Asian Film Festival pada 2020 lalu.
BACA JUGA: Membanggakan, Film Pendek Tentang Bali ini Menang di Cannes
Film ini bercerita tentang pelaut muda yang sedang menghadapi berbagai permasalahan, terutama yang menyangkut dengan hak-haknya sebagai seorang pekerja.
Film berdurasi 14 menit ini semakin menarik saat masalah pekerja dihadapkan dengan harapan seorang Ibu.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News