Makanan Khas Timur Tengah Makin Banyak Digemari Masyarakat

12 Agustus 2021 06:28

Sejak beberapa tahun lalu, banyak restoran khas Timur Tengah hadir di Indonesia. Tidak hanya Kota Jakarta saja, tetapi di berbagai kota lainnya.

Terlebih setelah periode pandemi Covid-19, restoran Arab dan India makin bermunculan baik offline maupun online. Tak hanya itu, produk bumbu dan nasi instan pun laris manis di pasaran.

Melihat fenomena ini, tampaknya masyarakat Indonesia juga menggemari kuliner dari Timur Tengah.

BACA JUGA:  PPKM Level 4, Kota Bogor Longgarkan Tempat Ibadah dan Kuliner

Menurut Ahmad Fathi, Founder dari cairo food yang merupakan vendor dan supplier Bumbu Khas Arab dan India, ada beberapa alasan yang menjadi sebab maraknya usaha makanan dan restoran Arab di Indonesia.

Salah satunya adalah migrasi orang Arab ke Indonesia karena perang, pajak serta pertumbuhan ekonomi yang kurang baik di Timur Tengah. Sehingga mereka terpaksa pindah ke Indonesia.

BACA JUGA:  Malioboro Jogja Kembali Dibuka, Masyarakat Boleh Kulineran

"Seperti yang kita tahu, perang di Yaman, Libya, Palestina dan Suria membuat banyak gelombang migrasi ke berbagai dunia. Salah satunya Indonesia," ujar Ahmad Fathi di Jakarta, Rabu (11/8).

Dia menambahkan, hal yang paling mudah dan bisa dilakukan adalah dengan membuat usaha makanan baik rumahan maupun restoran.

BACA JUGA:  4 Makanan Ini Jangan Disimpan di Kulkas

"Terlebih mayoritas masyarakat Indonesia adalah Muslim, banyak yang sudah pernah umrah dan naik haji jadi banyak yang rindu dengan makanan di sana," ucapnya.

Selain itu, kebanyakan masyarakat Indonesia gemar mencoba makanan baru. Hal ini yang menjadikan makanan Arab cukup populer dan berkembang di sini.

Tren ini juga dibantu dengan masuknya drama atau film Turki yang datang di televisi Indonesia.

Tayangan ini juga populer dan banyak ditonton oleh masyarakat. Sehingga mereka pun merasa penasaran dengan makanannya.

Regulasi dari pemerintah juga cukup memudahkan saat ini seperti keran impor beras basmati dari India dan Pakistan yang konon sampai 9000 ton kuotanya untuk tahun 2021.

"Dulu, mungkin sekitar 10 tahun yang lalu agak susah untuk menjual makanan Arab karena bahan baku nya sulit didapat. Sekarang sudah agak mudah karena kami sudah bisa produksi sendiri di Indonesia," kata Ahmad Fathi.

"Contohnya, seperti Limo Amani atau Black Lime, dulu masih impor sekarang Cairo Food bisa produksi sendiri di Indonesia," sambungnya.

Selain itu, ada beberapa bahan baku seperti kapulaga hijau dan beras basmati yang juga sudah dibudidayakan di Indonesia.

Bumbu-bumbu yang dulunya masih impor, sekarang sudah tersedia di Cairo Food seperti bumbu biryani, bumbu kabsah, dan lainnya totalnya mencapai 119 jenis bumbu yang diproduksi dan dikemas di Indonesia.

"Kami di Cairo Food juga menerima custom order misal untuk roti pita atau makanan lain seperti samosa. Sehingga makin mudah bagi restoran untuk fokus kepada pelayanan dan penjualan karena makanan dan bumbu sudah di-supply," tutup Ahmad.

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co