GenPI.co - Perekonomian Indonesia di ambang resesi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), resesi adalah kelesuan dalam kegiatan datang, industri, dan sebagainya.
Selain itu, resesi juga bisa diartikan sebagai menurunnya kegiatan dagang.
BACA JUGA: Ancaman untuk Jenderal Gatot Nurmantyo Sangat Menakutkan
Saat ini APBN hingga Agustus 2020 sudah mengalami defisit sebesar Rp 500,5 triliun alias setara 3,05 persen.
“Ini adalah kenaikan defisit yang sangat besar dibanding tahun lalu yang sebesar Rp 197,9 triliun,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Selasa (22/9).
Menurut menteri yang karib disapa Ani tersebut, situasi seperti ini harus dijaga.
“Meski kondisi dari SBN yield kita mengalami penurunan, kita tetap harus berhati-hati,” sambung Ani.
Dia menjelaskan, defisit 3,05 persen terjadi karena realisasi pendapatan negara hingga Agustus 2020 lebih rendah Rp 1.034,1 triliun dibandingkan realisasi belanja yang sebesar Rp 1.534,7 triliun.
Menurut Ani, realisasi pendapatan negara sebesar Rp 1.034,1 triliun berasal dari penerimaan pajak sebanyak Rp 798,1 triliun.
Angka tersebut setara 56,8 persen terhadap target dalam Perpres 72/2020 yang sebesar Rp 1.404,5 triliun.
Realisasi penerimaan pajak sendiri mengalami kontraksi sebesar 13,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 921,5 triliun.
BACA JUGA: Pernyataan Jenderal Gatot Nurmantyo Bikin Jantung Mau Copot
Sementara itu, realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) hingga Agustus 2020 sebesar Rp 232,1 triliun.
Nominal tersebut setara 78,9 persen terhadap target dalam Perpres 72/2020 yang sebesar Rp 294,1 triliun.
Realisasi PNBP juga turun 13,5 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang mencapai Rp 268,2 triliun. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News