GenPI.co - Kebutuhan hidup yang meningkat, ditambah pandemi virus corona (covid-19) yang menekan berbagai sektor ekonomi, membuat pemerintah mengambil sejumlah kebijakan.
Kebijakan terbaru yang diambil adalah akan memfasilitasi apatur sipil negara (ASN) baik PNS maupun pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) untuk berwirausaha.
BACA JUGA: Generasi Kedua MUA, Hoki Rias Wajah Mengalir ke Azhaari
Dengan begitu, Kepala BKN Bima Haria Wibisana mengemukakan ASN tidak lagi tergantung pada gaji.
PNS dan PPPK akan difasilitasi BKN untuk membuka Toko Mikro (Tomi).
Jenis usaha Tomi disesuaikan dengan minat, antara lain bisa memilih jasa mencuci pakaian atau laundry, warung, bengkel, babershop,
BACA JUGA: Bahagia! Jokowi Janjikan Penghasilan Tambahan Buat PNS dan PPPK
"Paket bisnisnya sangat kompetitif. BKN akan memberikan bimbingan bisnis mulai peluncuran sampai saat pelaksanaan," kata Bima belum lama ini.
Modal untuk Tomi, akan digelontorkan pembiayaan sangat murah. Selain itu, prosesnya pun cepat dan tidak berbelit-belit.
"Pengembangan kewirausahaan ASN ini kami beri nama Tomi atau Toko Mikro. Ini didukung oleh pendanaan yang memadai dan murah, mudah, nyaman dan cepat. Kami beri nama dumi atau duit mikro," terangnya.
BACA JUGA: Wow! Yoshi Sudarso dan Peter Sudarso Nomine Cowok Terganteng
Dengan adanya penghasilan tambahan berdagang lewat Toko Tomi, diyakini membuat PNS dan PPPK dapat tercukupi segala kebutuhannya, dan berharap bisa lebih tenang bekerja.
Untuk jenis usaha yang dipilih, Konsultan Retail Grow & Prosper Retail Consulting Christian F. Guswai mengemukakan disesuaikan dengan minat si pelaku. Namun yang harus dipastikan adalah calon pelaku bisnis harus memiliki kompetensi berdagang.
“Semua jenis ritel tetap prospekfif asal sesuai target market. Harus punya ilmu bisnis ritel. Mentalitas atau jiwa dagang harus dimiliki,” ujar Guswai.
Nah, jika yang diminati adalah menjalankan bisnis warung di rumah, penghasilannya cukup menggoda. Berikut hitung-hitungannya, dilansir dari laman rumah123.com.
Total modal awal Rp 6 juta dengan rincian penggunaan sebagai berikut:
1.Modal Rp 3,5 juta yang diperlukan untuk:
Rak, etalase, meja, kursi: Rp1,5 juta
Persediaan barang dagangan: Rp2 juta
2. Biaya operasional:
Membayar tambahan biaya listrik, air, dan tambahan dagangan yang sudah habis, dengan total Rp 2 juta, rinciannya sebagai berikut.
Belanja barang yang habis: Rp1,5 juta
Biaya listrik, air, dll: Rp500 ribu
Pendapatan
Pemasukan per hari sebesar Rp 200 ribu/hari atau Rp 6 juta per bulan.
Balik modal
Berpotensi untuk balik modal di bulan pertama penjualan, dengan keuntungan bersih Rp500 ribu.
Untuk selanjutnya, tentu keuntungan per bulan akan makin besar. Pendapatan ini bisa kembali disuntikkan sebagai modal, sehingga jenis dan jumlah barang dagangan di toko kelontong makin beragam. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News