Berawal Dari Buka Kedai Depan Kuburan, Kini Omzetnya Gila-gilaan

20 Desember 2020 18:20

GenPI.co - Berawal dari iseng, Gustama Pandu Pawenang bersama teman-temannya membuat kedai kopi kecil yang bernama Kedai Kinetik. 

Berlokasi di dekat Pasar Lama, Tangerang Kedai Kinetik ini mampu meraup omzet “gila-gilaan”, karena faktor keberuntungan dan cuan mengalir deras.

BACA JUGA2 Cowok Ganteng Buka Kedai Kopi Ajen, Bisnisnya Hoki

Dalam perjalanannya, Pandu dan lima orang temannya mengaku tidak memiliki jalan yang mulus untuk membangun usaha. 

Berbagai pergantian personel dalam mengembangkan usaha juga kerap dilakukan. 

Pandu mengaku bermodal Rp 1,2 juta per orang untuk dapat membangun kedai tersebut hingga kini ia berhasil meraup Rp 65- Rp 70 juta per bulan.

“Dulu kami enggak punya lahan. Akhirnya garasi kami pakai saja untuk membangun kedai ini, yang penting jalan saja dulu. Seiring berjalannya waktu beberapa teman juga keluar dari sini. Kami nomaden, pindah-pindah tempat juga. Bahkan pernah di depan kuburan,” ujarnya saat ditanya GenPi Minggu (19/12/2020).

BACA JUGAPengusaha Sukses: Dari Angkat Koper Tamu, Kini Punya Kapal Pesiar

Setelah enam bulan berpindah tempat dan menetap di garasi, akhirnya Pandu dan teman-temannya memutuskan untuk pindah ke kios di depan kuburan. 

Menurut Pandu, momentum membuka usahanya juga terhitung beruntung. Sebab, kala itu belum banyak coffee shop di sekitar Tangerang.

“Enam bulan di depan garasi, habis itu pindah ke kios depan kuburan. Soalnya kan kalau di garasi isinya internal semua, akhirnya kami mencoba untuk menyewa sebuah kios yang tidak begitu besar di depan kuburan. Di situ, Alhamdulillah kami buka coffeeshop dalam momentum belum banyak di Tangerang,” ujarnya.

Menurutnya, tempat ke dua yaitu di depan kuburan juga memberikan efek signifikan dalam usahanya. 

Selain relasi dari teman, efek dari jalan sempit di depan kuburan juga menyebabkan kemacetan dan banyak orang melirik ke kedai kopi tersebut pada akhirnya.

“Enggak disangka sekitar dua tahun di depan kuburan itu, kami punya banyak relasi dan dari teman ke teman makin ramai,” ungkapnya.
Salah satunya, karena efek kedai yang di depan kuburan. 

“Karena jalanan kan sempit lalu macet ya, banyak yang parkir sembarangan waktu itu. Jadi mungkin orang-orang kepo, dan akhirnya mampir ke sini. Kami beruntung lagi,” ujarnya.

Setelah dua tahun di depan kuburan dan sewa tempatnya makin tinggi, akhirnya Pandu memutuskan untuk pindah. 

Lagi-lagi ia merasa beruntung. Sebab ada seoarng temannya yang menutup usaha, dan hanya menyewakan dengan harga Rp 50 juta per tahun dari yang awalnya Rp 65 juta.

“Padahal waktu itu uang kami cuma sisa Rp 15 juta. Akhirnya kita pinjam ke temen untuk modal sewa tempatnya,” kenangnya.

Beruntungnya lagi, ada teman meminjamkan uang sekitar Rp 70 juta tanpa memberikan bunga. 

“Jadi kami terselamatkan lah untuk sewa tempat yang lebih besar ini. Sekarang omzet kami sama kayak pinjemannya Rp 70 juta per bulan juga” ujarnya sambil tertawa. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina Reporter: Panji

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co