GenPI.co - Pasar kripto terus mencekam, harga bitcon dan lainnya pada ambyar. Ada gejolak apakah di bursa kripto ini?
Harga Bitcoin terus merosot cepat hingga USD 42.818. Hal Itu mengembalikan posisi aset kripto seperti seperti 4 Desember 2021 di angka USD 42.123.
Secara teknikal, gejala koreksi ini sudah dimulai sejak 16 November 2021, ketika menyentuh USD 62.787, jauh di bawah all time high, yakni USD 69.000.
Skenario terburuk juga datang dari hasil ulasan Mark Newton, Direktur Pelaksana Fundstrat Global Advisors, Kamis (6/1).
Dia menyebutkan bahwa support level penting Bitcoin pada level USD 45.655. Namun, batasan ini sudah terlepas, sehingga harga raja koin digital ini berada di jalur USD 40.000 untuk kali pertama sejak September 2021.
Newton menyematkan analisis teknikal, bahwa kripto besar ini sudah membentuk flag pattern, di mana level saat ini tak mampu lagi mengimbangi tiga level sebelumnya pada time frame 2 jam.
Sementara itu, Edward Moya, Analis Pasar Senior OANDA, mengatakan, dekorelasi antara altcoin dengan Bitcoin bisa memberikan tekanan lebih lanjut terhadap BTC.
Menurutnya penguatan terhadap BTC akan terus berlangsung dalam jangka panjang, tetapi tahun ini adalah masa sulit bagi kripto nomor wahid itu, karena sejumlah trader bisa lebih fokus ke altcoin.
Pasar kripto sejatinya berkorelasi positif dengan pasar saham, walaupun tidak selalu, tetapi kerap terjadi.
Artinya, jikalau pasar saham bergejolak, maka pasar kripto diproyeksikan berlaku hal serupa.
Jika acuan umum adalah adanya korelasi positif antara pasar modal di AS dan pasar kripto secara umum, maka jawaban cukup lugasnya ada di sekitar kebijakan tapering dan rencana kenaikan suku bunga The Fed.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News