GenPI.co - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro menyampaikan Indonesia mesti mengubah dasar perekonomian dari sumber daya alam (SDA) menjadi berdasar pada inovasi.
Hal itu berdasarkan karena keberadaan natural resources (SDA) menggoda banyak pihak, baik investor dalam negeri maupun luar, dan pemerintah untuk memanfaatkan dalam jangka pendek.
"Itu membuat rasio manufaktur terhadap GDP (pertumbuhan ekonomi) itu turun terus dari mendekati 30 persen sampai 19 persen," ujar Bambang dalam webinar CSIS di Jakarta, Rabu (4/8/2021) kemarin.
Namun, saat ini kendala utama Indonesia ialah masyarakat tidak bisa fokus mengembangkan sektor manufaktur karena tergoda oleh SDA yang melimpah.
"Karena itu, keberadaan SDA bisa jadi kutukan dan alih-alih berkah bagi Indonesia," kata eks Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu.
Dia menyarankan Indonesia perlu belajar dari Jepang, China, dan Korea Selatan di Asia dan Chili di Amerika Selatan yang berhasil keluar dari perangkap pendapatan menengah (middle income trap).
"Masalahnya, kita terlalu terbuai dengan kekayaan alam, lupa melakukan sesuatu yaitu inovasi," ungkapnya.
Menurutnya, Indonesia sendiri memiliki kualitas manufaktur yang mampu menampung relokasi pabrik di kedua sektor tersebut dari China dan Korea Selatan.
Sebab itu, Indonesia perlu mendorong inovasi dan riset agar tidak sekadar menjual SDA bernilai tambah rendah sehingga setiap komoditas, baik pertanian maupun pertambangan, perlu ditingkatkan nilai tambahnya sebelum dijual.
"Misal Indonesia terkenal sebagai eksportir nikel terbesar, kita jangan bangga dengan itu terus menerus. Apa seharusnya kebanggaan itu? Kalau, (kita) jadi salah satu leading produser baterai kendaraan listrik," tutur Prof. Bambang.(antara/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News