Rupiah/Dolar AS Melemah Lagi, Masih Dibayangi Varian Delta

06 Agustus 2021 15:48

GenPI.co - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada penutupan perdagangan hari ini kembali melemah.

Posisi rupiah pada penutupan perdagangan hari ini, Jumat (6/8/2021) melemah 10 poin atau 0,07 persen menjadi Rp 14.352 per dolar Amerika Serikat (AS).

Pergerakan rupiah/dolar AS

BACA JUGA:  Pendapatan XL Axiata Bisa Tumbuh 8 Persen Saat Pandemi Karena Ini

6 Agustus: 14.352
5 Agustus: 14.342
4 Agustus: 14.312
3 Agustus: 14.342

Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengemukakan, sejumlah sentimen memengaruhi pergerakan rupiah pada hari ini.

BACA JUGA:  Pecah Telur! Singapura Beri Persetujuan ke-1 Buat Penyedia Kripto

Pertama, USD menguat terhadap mata uang lainnya pada Jumat, sebelum pengumuman laporan pekerjaan AS terbaru.

Karena data tersebut dapat memberikan indikasi AS bisa memperketat kebijakan moneternya lebih awal.

BACA JUGA:  Wah! Emak-emak Lanjut Menangis, Harga Emas Antam Turun Hari ke-3

Kedua, merupakan sentimen internal.

Pemerintah menegaskan proses pemulihan ekonomi nasional Semester II-2021, akan sangat bergantung pada penanganan pandemi.

“Seiring kuartal III-2021 menghadapi tantangan berupa peningkatan kasus covid-19 varian delta,” kata Analis Ibrahim dalam risetnya yang diterima GenPI.co, Jumat sore (6/8/2021).

Dalam masalah pandemi ini, maka pemerintah memberlakukan PPKM level 4.

“Yang kemungkinan akan dilakukan selama 12 bulan, dan ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal III,” prediksi Ibrahim.

Sementara itu, ujar dia, pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi akan tumbuh di 4 persen di kuartal III/2021.

“Sedangkan kalau melihat di lapangan, ekonomi benar-benar stagnan. Ini bisa terlihat dari tutupnya beberapa perusahaan ritel bahkan bangkrut. Kondisi ini lah yang membuat ragu kalau pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2021 bisa 4 persen,” kata Ibrahim.

Karenaya untuk mencapai target pertumbuhan 4 persen, tentunya hal tersebut tidak mudah.

“Ini merupakan tantangan tersendiri bagi pemerintah yang harus bisa membuktikan bahwa angka 4 persen sudah valid,” ujarnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co