GenPI.co - Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy mengatakan pelaksanaan Formula E tidak akan mendongkrak perekonomian di Jakarta.
Pasalnya, kata Yusuf, pandemi covid-19 belum selesai sehingga sangat berat berdampak pada ekonomi.
“Saya skeptis, dampak Formula E akan relatif besar terhadap perekonomian,” ucap Yusuf kepada GenPI.co, Jumat (8/10).
“Kalau kita asumsikan dilakukan saat ini, saya kira memang dampak ke perekonomian melalui chanel pariwisata akan relatif minim,” sambungnya.
Hal tersebut, lanjutnya karena melihat kondisi pariwisata di Indonesia saat ini belum kembali normal seperti sedia kala.
“Belajar dari pengalaman pelonggaran restriksi pada awal 2021 ini, belum mampu mengembalikan kinerja sektor pariwisata kembali seperti sebelum terjadi pandemi,” katanya.
Kondisi tersebut bukan tanpa alasan, karena jika dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi sektor pariwisata memang menjadi salah satu penyumbang pendapatan daerah yang besar.
Namun, data menunjukkan bahkan ketika data kasus covid-19 menurun pada periode Maret sampai dengan Mei, kunjungan wisman asal negara-negara ASEAN dikatakakan hanya mencapai 40 ribu kunjungan.
“Padahal sebelum pandemi menggunakan periode yang sama (Maret-Mei) jumlah kunjungan bisa mencapai di kisaran 300 sampai 500 ribu kunjungan,” katanya.
Kondisi ini, kata Yusuf, menunjukkan kondisi pariwisata memang belum kembali seperti sebelum pra-pandemi.
Seperti yang diketahui, Formula E merupakan salah satu bagian dari sport tourism. Beragam kajian literatur menunjukkan ada hubungan linear antara penyelenggaraan sport tourism terhadap ekonomi di suatu daerah. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News