Cerita Budi Daya Kopi yang Jadi Solusi Hasilkan Untung Besar

05 Desember 2021 21:10

GenPI.co - Pelaku usaha kopi makin menjamur seiring permintaan pasar yang meningkat di Indonesia.

Melihat potensi yang berkembang pesat perlu diperhatikan soal budidaya kopi.

Kelompok Tani Kopi Kamojang, Darman turut menggerakkan budi daya kopi di Kampung Kamojang, Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

BACA JUGA:  Ramuan Kopi Hitam Campur Madu dan Telur, Stamina Pria Tokcer

"Program itu sebagai aksi nyata menjawab persoalan di Kampung Kamojang," ujar Darman saat dihubungi GenPI.co dari Jakarta, Sabtu (4/12).

Menurutnya, daerah itu terdapat 21,65 persen masyarakat usia produktif yang tidak memiliki pekerjaan tetap.

BACA JUGA:  Kopi Hitam Khasiatnya Luar Biasa, Ampuh Menurunkan Berat Badan

Selain itu, terdapat 3,671 masyarakat yang hanya lulusan sekolah dasar (SD).

Selanjutnya, ada 587 masyarakat keluarga miskin dan terdapat sebanyak sembilan ton limbah kopi yang belum dimanfaatkan.

BACA JUGA:  Pendiri KedaiKopi Soroti Rizal Ramli, Sentil Pilpres 2024

Dari program budi daya kopi, Darman mengeluarkan brand bernama Kopi Wanakan dan Pelag.

Brand tersebut ingin memberikan manfaat dengan melibatkan Kelompok Tani Gunung Kamojang.

Budi daya kopi itu didukung dua metode yang mendorong hasil lebih maksimal dan manfaat lebih besar.

"Metode itu dengan penggunaan EBT solar cell yang mana membuat penghematan biaya produksi senilai Rp 6 juta per tahun dan pengembangan budidaya lebah untuk membantu penyerbukan tanaman kopi," jelasnya.

Darman menambahkan budi daya kopi mengutamakan unsur-unsur kebaruan, seperti pengolahan limbah sampai zero waste dengan menciptakan produk yang bermanfaat.

Limbah itu diolah menjadi produk kaya nutrisi, seperti Cascara Cookies dengan omzet per tahun Rp 21.600.000, hand sanitizer dan desinfektan kopi yang omzet per tahun Rp 17.430.000.

Selanjutnya, terdapat produk pelet pakan ikan menghasilkan omzet Rp 2.400.000 per kwintal, dan teh Cascara omzetnya mencapai Rp 26.400.000 per tahun.

"Budidaya kopi di Desa Kamojang itu bisa dikatakan cukup efektif," tambahnya.

Menurutnya, terdapat banyak manfaat soal budidaya kopi di Desa Kamojang, baik untuk masyarakat atau pun terhadap lingkungan.

"Manfaat untuk lingkungan dengan pengurangan pencemaran tanah sebesar 321 kg PO 4-3, menekan pencemaran air 1.140 kg SO 2eq, dan penyerapan CO2 Ton CO 2eq," kata Darman.

Sementara itu, manfaat sosial dengan memberikan akses kepada kelompok tani yang berjumlah 271 orang untuk terlibat budidaya kopi dari hulu sampai hilir.

"Untuk segi ekonomi, budi daya itu menghasilkan peningkatan nilai jual kopi dari Rp 5.000 perkilo menjadi Rp 120.000 perkilo," ujarnya.

Pendapatan pelaku budi daya kopi juga meningkat 67 persen dan pengentasan kemiskinan 65 persen.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cosmas Bayu Reporter: Puji Langgeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co