GenPI.co - Ini kata pengamat soal kebijakan impor daging kerbau.
Direktur Eksekutif Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi Ali Usman mengatakan kebijakan impor daging kerbau India harus dievaluasi.
Pasalnya, daging beku tersebut tidak terlalu signifikan dalam menurunkan harga daging sapi lokal. Harga daging kerbau justru mengalami kenaikan.
“Tata niaga harus dibenahi. Jangan hanya melihat dari sisi konsumen, tetapi dari sisi produsen peternak rakyat,” ujar Ali, Kamis (13/1).
Kementerian Pertanian berupaya menjalankan berbagai program, seperti Swasembada Daging Sapi Kerbau (PSDS) dan Sikomandan (Sapi Kerbau Komoditas Andalan).
Dia menilai, meskipun upaya itu dilakukan untuk meningkatkan populasi, tetapi defisit daging sapi masih cukup tinggi.
Ini menyebabkan Indonesia masih impor daging kerbau dari India dan daging sapi dari Brazil.
Upaya tersebut sudah lebih dari 10 tahun. Namun, masih belum mampu menjawab tantangan neraca sapi potong yang semakin defisit di tengah angka konsumsi.
Ali mengusulkan sistem informasi pangan dalam satu data terkait supply-demand daging sapi harus dibangun.
Dengan begitu, pemerintah bisa mengetahui jumlah peternak dan ternaknya di tiap daerah.
Pemerintah juga bisa mengetahui data biaya produksi dari pemeliharaan ternak, pasokan bahan baku pakan, penyediaan bibit, dan sistem rantai pasok. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News