Airlangga Sebut Ekspor Kelapa Sawit Indonesia Capai USD 32 Miliar

17 Februari 2022 15:20

GenPI.co - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa ekspor kelapa sawit Indonesia mencapai USD 32 miliar.

Menurut Airlangga, hal tersebut disebabkan oleh kebijakan B30 yang diterapkan oleh Indonesia.

“Ini menunjukkan bahwa pengembangan energi hijau berdampak positif pada pemulihan ekonomi nasional,” ujarnya dalam webinar “Transisi Energi: Menuju Pembangunan Berkelanjutan”, Kamis (17/2).

BACA JUGA:  WHO Sampaikan Kabar Baik Soal Covid-19, Warga Dunia Bisa Senang

Selain itu, hilirisasi sejumlah produk sumber daya alam turut membantu Indonesia memulihkan kondisi perekonomian usai dihantam pandemi covid-19.

“Hilirisasi mineral, seperti baja dan turunannya, mencapai USD 20,8 miliar. Ini berkontribusi pada neraca perdagangan yang positif,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Suara Lantang Natalius Pigai, Sebut Jokowi dan Moeldoko

Airlangga pun tak menampik bahwa peningkatan ekonomi tentu akan diiringi oleh permintaan energi.

Oleh karena itu, pemerintah sudah membentuk skema energi terbarukan sebesar 481,1 miliar ton barel minyak ekuivalen.

BACA JUGA:  Mabes Polri Tegas, Indra Kenz Tak Bisa Berkutik

Sementara itu, skenario rendah karbon sudah menurunkan kebutuhan energi menjadi 424,2 juta ton barel minyak ekuivalen.

“Skenario rendah karbon ini akan kami fokuskan pada sektor transportasi dan industri,” tuturnya.

Lebih lanjut, Airlangga mengatakan bahwa pemerintah menargetkan energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025.

Meskipun begitu, ada hal yang harus diselesaikan oleh pemerintah agar bisa mencapai target tersebut.

Pertama, menentukan kebijakan harga untuk EBT harus lebih menarik. Sebab, penentuan harga yang menarik dan stabil akan menentukan kelayakan dari EBT.

“Misalnya, untuk rooftop solar cell yang kami targetkan di Pulau Jawa sekitar lebih dari 5 GW. Kebijakan ini ditunggu agar tak ada penalti dari hasil EBT,” katanya.

Kedua, memenuhi nasional determined contribution (NDC) 2030 untuk menurunkan emisi karbon sebesar 29 persen.

“Salah satu yang kami targetkan dalam poin ini ada di sektor hutan dan tata guna lahan. Pemerintah tentu butuh kerjasama antarpemangku kepentingan untuk mencapai target,” ungkapnya.

Ketiga, mencapai net zero emission pada 2060.

“Target ini bisa lebih cepat tercapai dengan bantuan komunitas global,” tutur Airlangga Hartarto. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co