GenPI.co - Layanan pesan antar makanan secara online, seperti GoFood dan GrabFood beberapa tahun belakangan ini menjadi pilihan favorit masyarakat Indonesia.
Namun, saat ini ada biaya tambahan lain yang akan muncul saat konsumen memesan di aplikasi tersebut.
Meski biayanya tidak besar, biaya tambahan itu mulai dipertanyakan di kalangan pelanggan pemesan makanan online.
Terkait hal ini, Directur Center of Economics and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menyampaikan analisisnya.
"Ini berdampak langsung kepada konsumen, selain ada biaya pengiriman, ada biaya tambahan yang dibebankan kepada konsumen," kata Bhima kepada GenPI.co, Selasa, (1/3).
Biaya tambahan itu kata Bhima merupakan taktik dari perusahaan ojek online untuk balik modal.
Pasalnya, perusahaan ojek online itu kata Bhima sebelumnya telah melakukan strategi bakar uang secara besar-besaran.
Strategi yang dilakukan oleh perusahaan ojek online itu, kata Bhima sampai saat ini belum menguntungkan.
"Posisinya masih rugi, mereka akan membalik keadaan dengan menerapkan biaya-biaya tambahan tadi ke konsumen," kata Bhima.
Bhima menjelaskan bahwa penerapan biaya tambahan itu menjadi strategi perusahaan ojek online untuk mendapatkan keuntungan.
"Ini salah satu cara agar aplikasi mendapatkan keuntungan juga," kata Bhima.
Untuk diketahui, beberapa biaya tambahan lain yang dibebankan kepada pelanggan, seperti biaya pemesanan dan kemasan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News