GenPI.co - Nilai tukar rupiah di pasar spot pada akhir perdagangan, Jumat (11/3) masih tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Kurs rupiah mengalami depresiasi 25 poin atau 0,18 persen menjadi Rp 14.301 per USD.
Data Bloomberg menunjukkan, kurs rupiah mengalami tekanan tertinggi di Rp 14.317 per USD, sementara terendah Rp 14.287.
Pada pembukaan perdagangan, kurs rupiah ditransaksikan di Rp 14.294 per USD.
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang menguat 0,19 persen menjadi 98,69.
Berdasarkan laporan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), kurs rupiah ditransaksikan di Rp14.306 per USD dari sebelumnya Rp14.298.
Ditarik dari sepekan terakhir, mata uang Garuda mengalami penguatan 1,02 persen.
Dalam sebulan terakhir, rupiah terapresiasi 0,34 persen, tiga bulan 0,48 persen dan transaksi harian secara tahunan (year to date/ytd) terdepresiasi 0,26 persen.
Selanjutnya, mayoritas mata uang kawasan Asia juga mengalami tekanan melawan greenback.
Yuan China melemah 0,18 persen, Dolar Hong Kong 0,06 persen, Yen Jepang 0,78 persen, Won Korea 0,62 persen, Dolar Singapura 0,16 persen, Baht Thailand 0,48 persen dan Dolar Taiwan 0,19 persen.
Sementara itu, mayoritas mata uang negara maju menguat terhadap greenback.
Dolar Australia terapresiasi 0,61 persen, Euro 0,19 persen, Poundsterling Inggris 0,05 persen dan Dolar Selandia Baru 0,41 persen. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News