GenPI.co - Peribahasa yang berkata 'Sudah jatuh tertimpa tangga pula' menggambarkan kondisi masyarakat Indonesia di tengah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) saat ini.
Hal itu juga yang disampaikan oleh Zulfikar, warga Ciledug, Tangerang.
Zulfikar mengaku kenaikan harga BBM RON 92 membuatnya kesulitan.
"Untuk saat ini, sih, saya keberatan jujur saja," ujar Zulfikar kepada GenPI.co di Tangerang, Senin (4/4).
Kesulitan itu disebabkan lantaran Indonesia saat ini masih berada di situasi pandemi Covid-19.
"Ekonomi saja belum normal. Menurut saya, kalau mau naikkan harga, ya, lihat kondisi dulu," jelasnya.
Zulfikar melanjutkan, kendaraan roda dua yang digunakannya biasa diisi dengan BBM Pertamax.
"Mau nggak mau sekarang beralih ke Pertalite karena duitnya untuk beli minyak goreng," lanjutnya.
Dia beralasan harga Pertalite masih terjangkau untuk dibeli, meski kadarnya lebih rendah dibandingkan Pertamax.
"Pastinya sangat berpengaruh di tenaga motor ini, nggak gaspol, gitu," tegasnya.
Namun, dia juga mengeluhkan bahwa Pertalite sudah menjadi primadona sehingga stoknya terbatas dan sering habis.
Seperti diketahui, Pertamina menaikkan harga Pertamax dari Rp 9.000-9.400 per liter menjadi Rp 12.500-13.000 sejak 1 April 2022.
Kondisi tersebut disebabkan oleh krisis Geopolitik yang terus berkembang hingga mengakibatkan harga minyak dunia melambung tinggi di atas 100 USD per barelnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News