GenPI.co - Harga sawit atau crude palm oil (CPO) merosot pada akhir perdagangan, Rabu (26/5), setelah reli selama tiga sesi berturut-turut.
Penurunan itu seiring kekhawatiran permintaan setelah pembeli utama India mengizinkan bebas bea masuk impor minyak kedelai dan minyak bunga matahari.
Kontrak sawit untuk pengiriman Agustus di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun MYR 93 atau 1,43 persen menjadi MYR 6.389 (USD 1.454) per ton.
Impor minyak sawit India turun hampir seperlima karena kedelai yang lebih murah mendominasi pasar minyak nabati.
India juga turut terimbas pembatasan ekspor minyak sawit Indonesia. Hal itu mendorong negaranya membebaskan bea masuk impor kedelai.
Penjualan dalam kontrak bulan depan terlihat karena pembeli India diperkirakan mulai beralih ke minyak nabati lain.
Sementara itu, Indonesia akan menentukan volume penjualan domestik wajib produsen minyak sawit berdasarkan kapasitas penyulingan dan permintaan lokal untuk minyak goreng.
Selanjutnya, ekspor sawit Malaysia untuk 1-25 Mei naik 22,54 persen dari periode yang sama pada 1-25 April.
Kontrak soyoil teraktif Dalian naik 0,5 persen, sementara kontrak minyak sawitnya menguat 1,1 persen.
Harga kedelai di Chicago Board of Trade turun 0,6 persen.
Kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak mentah. Kedua komoditas strategis itu bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News