Kemungkinan Harga Mie Instan Naik Tak Bisa Dihindari Lagi

11 Agustus 2022 01:40

GenPI.co - Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai kemungkinan harga mie instan naik tak akan bisa dihindari lagi.

Seperti diketahui, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan efek domino perang Rusia-Ukraina berpotensi menaikkan harga mi instan.

Selama ini, Indonesia mengandalkan pasokan gandum impor dari Rusia dan Ukraina.

BACA JUGA:  Paus Fransiskus Minta Tolong, Singgung Gandum dan Senjata Perang

Produk turunan gandum sendiri salah satunya ialah tepung terigu.

Menurut Bhima, selama enam bulan terakhir para pelaku bisnis sudah terdampak dengan konflik geopolitik itu.

BACA JUGA:  Tak Mau Harga Mi Instan Meroket? RI Harus Amankan Harga Gandum

"Selama enam bulan terakhir pelaku usaha sudah menahan penyesuaian harga jual, sehingga kenaikan harga mie instan ini juga tidak bisa dihindari," jelas Bhima kepada GenPI.co, Rabu (10/8).

Dia menjelaskan Inflasi di sisi produsen, termasuk industri makanan minuman, dilaporkan mencapai 11 persen pada kuartal ke II 2022.

BACA JUGA:  Jangan Lagi Mie Instan, Berikan Makanan Jadi untuk Korban Bencana

"Biaya bahan baku mie instan, gandum, naiknya 9,79 persen di pasar spot selama satu tahun terakhir," katanya.

Bhima mengatakan hal tersebut belum termasuk rantai pasok gandum dari Ukraina yang terganggu akibat perang.

Oleh karena itu, kenaikan harga mungkin terjadi kapan saja.

Dilansir dari webinar Strategi Penerapan GAP Tanaman Pangan Memacu Produksi Guna Antisipasi Krisis Pangan Global, Syahrul Yasin Limpo mengatakan harga mie bisa naik hingga tiga kali lipat.

"Besok harganya (mie instan) naik 3x lipat," jelas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Senin (8/9). (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co