Peringatan dari Sri Mulyani: Tidak Semuanya Bisa Kita Tahan

12 Agustus 2022 05:30

GenPI.co - Potensi inflasi yang tinggi di Indonesia harus diwaspadai sebagai imbas kondisi global yang tidak pasti.

“Yang perlu kita waspadai adalah inflasi terutama yang didorong harga pangan karena sudah mencapai 11,5 persen,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam keterangan resmi, Kamis (11/8/2022).

Sri Mulyani mengatakan inflasi yang perlu diwaspadai utamanya adalah inflasi pangan atau volatile foods yang pada kuartal II-2022 telah mencapai 11,5 persen.

BACA JUGA:  Inflasi di Jateng, Upaya Ganjar Pranowo Bisa Bikin Warga Lega

Selain inflasi pangan, Sri Mulyani juga mewaspadai inflasi yang berkaitan dengan administered price atau harga yang diatur pemerintah dengan realisasi kuartal II mencapai 6,5 persen.

“Tidak semuanya bisa ditahan (inflasi) meski harga BBM Pertalite dan solar, LPG serta listrik masih ditahan,” ujarnya.

BACA JUGA:  Negara Berkembang Menderita Inflasi Tinggi Imbas Konflik Rusia-Ukraina

Ia menjelaskan meski pemerintah telah menahan beberapa harga seperti BBM jenis pertalite dan solar, LPG serta listrik namun untuk harga energi seperti avtur tetap mempengaruhi inflasi.

Kenaikan harga energi seperti avtur menyebabkan sektor transportasi udara menaikkan harga terutama pada tiket pesawat sehingga berpengaruh pada inflasi.

BACA JUGA:  Ada Inflasi, Harga Mobil Daihatsu Tidak Serta-merta Naik

Pemerintah telah menaikkan anggaran subsidi energi dari Rp 443 triliun menjadi Rp 502 triliun sebagai konsekuensi agar tidak menaikkan harga BBM, LPG dan tarif listrik di tengah harga energi dunia yang melonjak.

“Beberapa barang diatur tarifnya oleh pemerintah namun tidak semuanya bisa kita tahan,” tuturnya. (antara)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co