Pakar Sebut Ekonomi Indonesia Makin Tangguh dan Kebal Resesi

12 November 2022 16:43

GenPI.co - Abdul Muthalib selaku Pakar Ekonomi dari Universitas Muhammadiyah Makassar mengatakan bahwa kondisi ekonomi Indonesia makin tangguh dan kebal resesi.

Hal tersebut dia ungkapkan untuk menjawab pernyataan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ekonom senior Dana Moneter Internasional (IMF), Yan Carriere-Swallow terkait kondisi ekonomi di Indonesia.

Sebelumnya, Jokowi mengatakan bahwa Iindonesia masuk bagian dari kawasan Asia pada 2022 yang berhasil memacu perekonomian di sekitar 5 persen. Ayah Kaesang Pangarep itu juga optimistis di tahun 2023 juga akan terus meningkat.

BACA JUGA:  Sebagai Investor Kripto, Bagaimana Cara Bersiap Menghadapi Resesi?

Yan Carriere-Swallow juga sependapat, bahwa Indonesia akan selamat dari ancaman resesi dan inflasi yang diprediksi akan meningkat di tahun 2023.

Abdul Muthalib melihat hal tersebut sebagai sebuah fakta dan membenarkan bila ekonomi Indonesia akan selamat pada 2023.

BACA JUGA:  5 Cara Hadapi Ancaman Resesi Ekonomi, Warga Indonesia Harus Tahu

“Betul sekali yang disampaikan oleh orang-orang IMF bahwa, ekonomi Indonesia saat ini bisa dikatakan sangat tangguh. Tapi intinya seperti ini. Kalau ekonom senior IMF bilang ekonomi Indonesia saat ini memang tangguh, kalau saya bilangnya ekonomi Indonesia saat ini memang kebal resesi,” kata Abdul Muthalib dari rilis yang diterima GenPI.co, Sabtu (12/11).

Dosen Ekonomi dan Bisnis itu tak menampik bila di tengah banjir informasi terkait ancaman resesi dan inflasi tahun depan serta adanya perang antara Rusia dan Ukraina, makin menambah kekhawatiran seluruh negara termasuk Indonesia terkait resesi ekonomi.

Namun, laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) soal ekonomi Indonesia di kuartal III 2022 memberikan angin segar dan menghilangkan ketakutan untuk warga Tanah Air.

BACA JUGA:  Eropa di Ambang Resesi, Orang Tua Sampai Kurangi Jatah Makan demi Anak-anak

“Kenapa tidak, BPS ternyata menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan ketiga 2022, secara kuartal itu sebesar 1,81 persen. Adapun dibandingkan dengan secara tahun ke tahun, itu sebesar 5,72 persen. Adapun pertumbuhan ekonomi Indonesia berdasarkan Produk Domestik Bruto, pada kuartal 3 ini, itu harga dasar berlaku sebanyak Rp5901,2 triliun,” ucapnya.

Dijelaskan Abdul Muthalib, arus dasar harga konstan berdasarkan data yang beberapa hari lalu itu sebesar Rp2976,8 triliun. Sebagai catatan, ekonomi Indonesia tumbuh 5,4 persen dan secara tahun ke tahun sebesar 3,72 persen.

“Dibandingkan dengan kuartal I 2022. Ekonomi Indonesia cuma tumbuh 5,1 persen secara tahun ke tahun. Tetapi terkontraksi 0,95 persen secara kuartal ke kuartal. Di angka pertumbuhan ini menunjukkan bahwa Indonesia dapat dikatakan sebagai negara yang sangat tangguh,” jelasnya.

Menurut dia, angka tersebut bisa menjadi modal kuat untuk Indonesia menghadapi resesi dunia yang diperkirakan akan mulai di tahun 2023 mendatang.

“Data yang diungkap BPS itupun meyakinkan, jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Secara year on year. BPS mencatat, angka pertumbuhan triwulan III 2022 menyerap 4,25 juta tenaga kerja,” paparnya.

Dengan demikian, lanjut Abdul Muthalib, secara keseluruhan bisa dikatakan bahwa ada 135,3 juta orang yang bekerja dari tambahan 4,25 per Agustus 2022.

“Itu juga sebetulnya berdasarkan survei Sakernas yang dilakukan pada Maret 2022. Di situ dikatakan, angka orang-orang yang bekerja per Agustus 2022 mengalami peningkatan,” tutupnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cosmas Bayu

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co