GenPI.co - Broken home adalah kondisi ketika keluarga tidak lagi utuh. Ketidakutuhan keluarga bisa karena perceraian, salah satu orang tua meninggal atau masalah yang tidak terselesaikan dengan baik.
Meski tidak berpisah, mendengar pertengkaran orang tua setiap hari dapat melukai hati anak.
Hal itu sering tidak orang tua sadari karena sibuk dengan urusannya sendiri.
Dampak broken home pada anak adalah sebagai berikut.
Rasa cemas berlebih
Masalah lainnya yang juga sering dialami anak broken home adalah munculnya rasa cemas berlebih.
Psikolog bernama Carl Pickhardt menjelaskan bahwa anak broken home akan memiliki sikap sinis dan rasa tidak percaya terhadap sebuah hubungan.
Rasa tidak percaya diri tersebut bisa timbul pada orang tua atau pasangannya kelak.
Perubahan peran anak
Perpisahan atau peran orang tua yang tidak optimal, membuat anak-anak mengalami perubahan peran saat usia muda.
Anak perlu melakukan beberapa tugas rumah tangga dan mengambil peran tambahan dalam fungsi dasar rumah tangga yang baru.
Selain itu, pada beberapa keluarga yang bercerai, anak sulung sering mengambil peran orang tua bagi adik-adiknya.
Masalah sosial
Akibat perceraian atau peran orang tua yang hilang, sebagian anak akan melepaskan rasa kegelisahan mereka dengan bertindak agresif.
Tindakan agresif yang bisa anak lakukan adalah perilaku bullying (perundungan).
Jika orang tua membiarkannya, hal ini dapat memengaruhi hubungan anak dengan teman sebayanya. (hellosehat)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News