Buang Dendam, Begini Sembuhkan Luka Masa Kecil Ala Dena Rachman

26 November 2021 23:30

GenPI.co - Beberapa waktu menghilang dari dunia hiburan, mantan artis cilik era 90-an, Dena Rachman, sempat menjadi perbincangan hangat publik setelah mengungkapkan identitas barunya sebagai seorang transgender.

Pemilik nama asli Renaldy Denada Rachman ini memutuskan mengubah dirinya dari laki-laki menjadi perempuan beberapa tahun yang lalu.

Semasa kecil, ibu Dena yang mengetahui bakat anaknya mendorong Dena untuk menjadi artis.

BACA JUGA:  3 Cara Pemulihan Trauma Psikis, Nomor 3 Penting Banget

“Tidak ada maksud buruk, tapi hal ini tanpa disengaja menekan aku dan membentuk sebuah trauma,” jelas Dena dalam keterangan resminya, Jumat (26/11).

Ia sempat berpikir bahwa keluarganya bukanlah tipe keluarga yang ia dambakan. Padahal, di sisi lain, teman-teman Dena mengungkapkan betapa keluarga Dena adalah keluarga impian.

BACA JUGA:  Gebetan Punya Luka Masa Lalu? Sembuhkan dengan Sentuhan Ini

“Kata mereka, keluargaku terbuka dan sangat suportif. Hal ini baru kusadari setelah aku pulih. Kini aku sadar bahwa hal ini tak selalu dimiliki oleh teman-teman ‘minoritas’ di luar sana. Mereka bahkan tak bisa merasakan family value karena dibuang oleh keluarga mereka,” ucap Dena. 

Dena mengungkapkan, sebagaimana hidup tak selalu tentang suka cita, pengalaman yang manusia alami selama masa kanak-kanak tidak hanya meliputi pengalaman menyenangkan saja, sebagian dari kita pun harus melewati pengalaman yang buruk sekali pun.

BACA JUGA:  Cantiknya Mama Dena Rachman, Ternyata Seorang Politisi

Sempat mengalami hal serupa, Dena mengungkapkan beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menyembuhkan luka itu.

Pertama adalah mengingat kembali memori masa lalu. Terkadang, sebut Dena, seseorang harus memberikan extra effort untuk mengingat sesuatu yang sebetulnya melukai.

“Alam bawah sadar kita cenderung menguburnya dalam-dalam, jadi kita seolah lupa akan hal tersebut. Coba duduk tenang dan ingat-ingat. Kemudian, di masa sekarang, pikirkan situasi yang membuatmu tak nyaman, yang bisa memicu emosimu. Rasakan, pusatkan pikiranmu,” papar lulusan UI itu.

Langkah kedua adalah dengan mengenali emosi dan sensasi yang biasa dirasakan di situasi tertentu.

“Pahami diri kita sendiri. Bila berada di situasi A, respon apa yang akan kita berikan? Emosi seperti apa? Kemudian, coba pahami dan namai emosi tersebut. Oh, ini marah, ini kecewa, ini sakit hati. Be more conscious,” jelasnya.

Langkah ketiga adalah mengambil pesan dari emosi dan sensasi yang dirasakan. Coba direfleksikan, apakah emosi dan sensasi tersebut memiliki kaitan dengan peristiwa traumatis di masa lalu? Cermati baik-baik. Bila sudah, coba berbagilah dengan orang lain yang kita percayai.

“Namun, yang terpenting adalah know that we're worthy and loved and strong karena kita punya Tuhan yang sertai kita, so be brave,” tukasnya.(*) 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co