Saat Bendera Bintang Kejora Berkibar, Gus Dur Anggap Umbul-Umbul

25 Agustus 2019 09:22

GenPI.co - Persoalan Papua masih hangat terjadi. Apalagi dua hari lalu, ada demo di depan Istana Presiden dan salah satu demonstran mengibarkan Bendera Bintang Kejora. Hal ini disayangkan masyarakat dan tentu saja membuat berbagai pihak ketar-ketir bahwa pemberontakan kelompok OPM (Operasi Papua Merdeka) sudah di depan mata. Jika saja Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur masih hidup, tentu dia akan memberikanmu wawasan yang berbeda dalam memandang Bendera Bintang Kejora tersebut.

Baca juga :

Tak Bergeming, Kominfo Masih Blokir Layanan Internet di Papua

ICJR : Kominfo Langgar Hukum Pemutusan Akses Internet di Papua

Cerita Eks Anak ISI Jogja: Mahasiswa Papua Cinta NKRI Luar Biasa

Suatu trit dari Twitter @gusduriantng mengenai humor Gus Dur soal Bintang Kejora bakal bikin kamu senyum-senyum sendiri sekaligus membuka mata bahwa dalam memandang hal ini, toleransi amat diperlukan.

Jadi, ketika Gus Dur menjabat sebagai presiden dan saat itu Wiranto menjadi menko polkam. Dia melapor kepada Gus Dur bahwa ada pengibaran Bendera Bintang Kejora di Papua. "Bapak Presiden, kami laporkan di Papua ada pengibaran bendera Bintang Kejora," ujar Wiranto. Apa yang terjadi selanjutnya? Berikut trit lengkapnya.

Mendengar laporan tersebut, kemudian Gus Dur bertanya, "Apa masih ada bendera Merah Putihnya?" tanya Gus Dur.

"Ada hanya satu, tinggi," ujar Wiranto.

Mendengar jawaban itu, Gus Dur kemudian menjawab, "Ya sudah, anggap saja Bintang Kejora itu umbul-umbul," ujar Gus Dur santai.

"Tapi Bapak Presiden, ini sangat berbahaya," sergah Wiranto .

Gus Dur pun menjawab, "Pikiran Bapak yang harus berubah, apa susahnya menganggap Bintang Kejora sebagai umbul-umbul! Sepakbola saja banyak benderanya!" ucap Gus Dur .

Dalam sebuah diskusi di Kantor PBNU pada Jumat (06/07/2007) Gus Dur yang sudah tidak lagi jadi Presiden, kembali menyebut alasannya memperbolehkan bendera Bintang Kejora berkibar. Gus Dur menganggap bendera Bintang Kejora hanya bendera kultural warga Papua.
  
"Bintang kejora bendera kultural. Kalau kita anggap sebagai bendera politik, salah kita sendiri," kata Gus Dur kepada wartawan di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Jumat (6/7).

Gus Dur, yang saat menjabat presiden mengabulkan permintaan masyarakat Irian Jaya (waktu itu) untuk menggunakan sebutan Papua, justru menuding polisi dan TNI tidak berpikir mendalam ketika melarang pengibaran bendera Bintang Kejora.

"Ketika polisi melarang, tidak dipikir mendalam, (tim) sepak bola saja punya bendera sendiri. Kita tak perlu ngotot sesuatu yang tak benar," katanya.

Menurut Franz Magnis Suseno, pemberian nama Papua pada Irian Jaya dan pemberian izin pengibaran bendera Bintang Kejora bukan tanda Gus Durmeremehkan terhadap Indonesia. Hal itu justru sebaliknya, Gus Dur mau membantu orang2 Papua untuk bisa menghayati Ke-Indonesiaan dari dalam.

"Gus Dur percaya pada Orang Papua. bahwa itulah cara untuk merebut hati suatu masyarakat yang puluhan tahun merasa tersinggung, tidak dihormati, dan bahkan dihina. Karena itu orang-orang Papua mencintai Gus Dur ," ujar Franz Magnis dalam kata pengantar buku karangan Muhammad AS Hikam, berjudul 'Gus Dur Ku, Gus Dur Anda & Gus Dur Kita.

Itulah Gus Dur dengan segala kearifannya yang sangat dicintai Papua. Dari trit tadi, banyak netizen memahami pendekatan psikologis yang dilakukan Gus Dur amatlah membentuk hubungan emosional yang kuat antara dirinya dan rakyat Papua. Semoga kita bisa meneladani sifat mulia Gus Dur ini ya, guys.

Kalian wajib tonton video yang satu ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ardini Maharani Dwi Setyarini

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co