Luncurkan Buku Biografi, Agus Martowardojo Kenang Tantangan Ini!

02 September 2019 23:01

GenPI.co— Buku otobiografi Menteri Keuangan periode 2010-2013 dan mantan Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo diluncurkan pada hari ini, Senin (2/9/2019).

Seperti apa ya isi buku “Agus Martowardojo: Pembawa Perubahan"?

Baca juga:

Sunarso Geser Suprajarto, Ini Direksi BRI Before dan After RUPSLB

Suprajarto Tolak Jadi Direktur Utama BTN, Siapa Penggantinya?

 

Satu hal utama yang dikemukakan pria kelahiran Amsterdam, Belanda, 63 tahun lalu ini. Dalam perjalanan kariernya di industri jasa keuangan Tanah Air, dirinya selalu dihadapkan pada tantangan berat!

Agus Martowardojo mulai merintis kariernya di dunia perbankan di bank asing, hingga menjadi Direktur Utama PT Bank Mandiri Persero Tbk.

Ia mempunyai prinsip untuk menorehkan prestasi di setiap posisi atau jabatan yang dipercayakan kepadanya.

"Saya ini selalu memegang slogan militer, bahwa lebih baik pulang nama daripada gagal dalam tugas," kata Agus.

Sosok pria yang selalu sabar dan ramah dalam setiap penampilannya, mengatakan pernah memimpin Asuransi Bumiputera yang sedang terbelit masalah keuangan pada 1994.

"{Pada} 25 tahun lalu Asuransi Bumiputera juga fatal. Saya hadir di sana bersama dengan jajaran yang lain. Kami semua selesaikan permasalahan itu dalam waktu tujuh bulan," ujar Agus.

Selajutnya, Agus diamanatkan memimpin PT Bank Mandiri Persero Tbk pada 2005 yang merupakan penggabungan dari empat bank pemerintah, Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo).

Penggabungan empat bank pemerintah itu imbas dari krisis moneter pada 1997-1998. 

Tantangan berlanjut. Agus ditunjuk pemerintah menjadi penasehat Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Dalam kiprahnya di BPPN, Agus mengawal proses penggabungan bank-bank "sakit" terdampak krisis agar kembali "sehat" dan mampu melakukan intermediasi terhadap perekonomian.

"Kami mohon jangan sampai Indonesia alami krisis lagi. Karena pada 1997 dan 1998 itu berat sekali sampai pemerintah keluarkan Keputusan Presiden sampai dibentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional," ujar dia.

Saat menjadi Menteri Keuangan periode 2010-2013, ia harus menghadapi dampak dari krisis taper tantrum.

Taper tantrum merupakan era ketika efek kebijakan Bank Sentral AS, Federal Reserve (Fed), yang langsung memukul kurs sejumlah negara berkembang meskipun langkah normalisasi moneter belum dilakukan.

Ketika memimpin Bank Indonesia periode 2013-2018, dia mengaku mengedepankan penguatan kredibilitas kebijakan moneter dengan penyempurnaan kebijakan suku bunga acuan. 

Agus Martowardojo selalu menyelesaikan tugasnya dengan kenangan manis bagi dia, juga orang di sekitarnya. (ANT)
 

Jangan lewatkan video populer ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co