GenPI.co - Internet, televisi, makeup artist profesional, hingga teman dan ibu kita sendiri, semuanya “menasihati” kamu dari kanan-kiri, bahwa kamu tidak boleh melakukan itu, dalam hal memakai makeup yang benar.
Mereka semua mendasarkan teori-teori ini dari warna mata, rona kulit, warna rambut, atau klaim dari “ahli terpercaya”.
Berikut sejumlah teori aplikasi makeup yang kerap membuat orang-orang terperdaya, dan mengapa kamu harus berpikir dua kali setiap kali mendengar mitos yang beredar.
“Primer wajah adalah benda wajib”
Primer membantu dalam aplikasi yang mudah dari dasar dengan menciptakan “kanvas lukis” halus, dan juga membuat makeup awet lebih lama.
Primer mengisi garis-garis halus, meminimalkan ukuran pori, dan mencegah kulit berminyak. Tapi tidak, kamu tidak harus menggunakannya.
Jika kamu tidak merasa bahwa primer memberikan hasil mulus atau meminimalkan ketidaksempurnaan wajah , lewatkan saja. Untuk mengontrol minyak berlebih, kamu bisa aplikasikan sedikit bedak — terutama di area-T.
“Warna pensil alis harus senada dengan warna rambut asli”
Menyamakan nuansa warna pensil alis dengan warna rambut asli kamu untuk mengisi alis akan membuat tampilan yang tampak tajam, terlalu dibuat-buat.
Gunakan warna satu-dua tingkat lebih terang daripada rambut atau alis asli untuk membuat tampilan keseluruhan lebih alami.
“Memoles foundation dengan jari akan lebih hemat waktu”
Semudah dan secepat apapun kelihatannya mengaplikasikan foundation dengan jari tangan, kamu tidak akan mendapat hasil riasan yang tahan lama.
Saat menerapkan foundation dengan jari, kamu berisiko kehilangan kontrol dari seberapa tebal-tipisnya lapisan, bisa merusak lapisan concealer di bawahnya atau justru menerapkan lapisan foundation terlalu tebal.
Aplikasi dengan jari juga akan memakai tiga kali lebih banyak porsi foundation daripada menggunakan kuas atau sponge makeup. (hellosehat)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News