GenPI.co - Orang tua mungkin tidak menyadari pernah mengucapkan kalimat-kalimat tertentu untuk menakut-nakuti anak.
Ambil contohnya, “Jangan nakal ayo minta maaf, kalau enggak mau nanti kamu ditangkap Pak Polisi!” atau “Makanannya harus dihabiskan, kalau masih sisa nanti dimakan setan”.
Selain dipicu kalimat-kalimat tersebut, anak yang takut pada suara keras, takut sendirian, takut gelap, dan ketakutan lain juga bisa disebabkan oleh taktik orang tuanya yang suka menakut-nakuti.
Berikut adalah beberapa dampak menakut-nakuti yang mungkin akan dialami oleh anak.
Menghilangkan kepercayaan anak
Efek menakut-nakuti anak lainnya yakni akan dapat menurunkan kepercayaan anak. Pasalnya, kebiasaan ini sama hal dengan membohongi anak.
Apalagi jika orang tua terbiasa menggunakan hal-hal aneh untuk menakut-nakuti anak. Tentu, hal ini akan mengakibatkan si Kecil jadi kehilangan kepercayaan pada orang tuanya.
Kurang rasa kepercayaan diri
Anak sering ditakut-takuti memungkinkan tumbuh menjadi pribadi yang memiliki kepercayaan diri rendah.
Pasalnya, saat anak ditakut-takuti mereka akan berpikir bahwa tindakan yang dilakukannya salah.
Tak jarang, dapat menimbulkan perasaan insecure terlebih lagi ketika harus membangun hubungan dengan orang lain atau bersosialisasi.
Sulit tidur
Salah satu dampak suka menakut-nakuti anak akan menimbulkan rasa khawatir dan cemas yang berlebihan pada anak, terutama saat sendirian.
Terkadang, rasa cemas yang berlebihan ini membuat anak tidak tenang hingga sulit untuk tidur bahkan mengalami mimpi buruk.
Pasalnya, kontrol emosi pada anak dengan orang dewasa sangat berbeda. Anak sulit untuk menenangkan diri, sehingga apa yang dipikirkan bisa terbawa saat akan tidur. (hellosehat)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News