GenPI.co - Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah KH. Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya membeberkan kajian Islam terkait orang muslim yang tidak salat itu kafir. Benarkah?
Hal tersebut dijelaskan Buya Yahya dalam ceramah yang dilansir dari kanal YouTube Al-Bahjah TV pada Kamis (19/1/2023).
Menurut seorang penanya, sebagai orang muslim diwajibkan untuk menunaikan salat 5 waktu, tapi tak sedikit yang meninggalkan salat.
Lantas benarkah jika ada orang Islam yang tidak salat itu kafir?
Merespons hal itu, Buya Yahya menyebutkan satu riwayat, bahwa ikatan antara seorang hamba dengan Tuhannya adalah salat, barang siapa telah meninggalkan salat dia telah kafir.
"Tapi, nggak boleh, kita menjelaskan pada orang hanya memahami 8 hadis begini, gara-gara mengerti bahasa Arab," kata Buya Yahya.
"Kita kembali pada perkataan para ulama, apakah betul gara-gara meninggalkan salat langsung dikatakan kafir?" sambungnya.
Menurut Buya Yahya, bahwa yang pertama harus diketahui, meninggalkan salat adalah dosa besar.
Buya Yahya menilai, bahwa meninggalkan salat itu seperti halnya meninggalkan puasa, seperti halnya meninggalkan zakat, sama halnya meninggalkan haji bagi yang mampu, sama-sama rukun Islam.
"Yang tidak salat dosa besar, yang tidak puasa ramadan dosa gede bagi yang tidak punya uzur," jelas Buya Yahya.
Lantas bagaimana orang Islam yang meninggalkan salat, apakah dia serta merta orang kafir?
Buya Yahya pun menjelaskan mahzab Imam Syafii, Imam Maliki, Imam Hanafi, dan jumhur ulama.
"Jika ada orang meninggalkan salat, maka lihat, kalau orang itu masih mengatakan salat itu wajib, dia tidak dikatakan kafir. dia tetap beriman tapi akan menanggung dosa," ungkap Buya Yahya.
Namun, jika orang tersebut mengatakan bahwa salat tidak wajib, maka bisa dikatakan murtad, dia kafir.
"Jadi kalau ada orang atau tetangga tidak salat, tetapi masih mengatakan salat wajib, maka dia masih muslim, tapi akan menanggung dosa besar, tetapi bukan seenaknya dibilang kafir," beber Buya Yahya.
Selain itu perlu diingat, urusan umat itu bukan hanya salat saja, karena meskipun rajin salat, tapi putus tali persaudaraan itu tetap tidak baik.
Menurut Buya Yahya, semua harus seimbang, salatnya harus benar dengan orang juga harus benar.
"Sebenarnya salat itu akan menjadikan diri kita lebih baik lagi, meskipun rajin salat, tapi perbuatan tetap buruk, itu berarti ada yang salah dengan salat Anda," kata Buya Yahya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News