GenPI.co - Bagaimana jika pasangan saya tidak sempurna? Semua orang menanyakan pertanyaan ini di beberapa titik. Sungguh sulit dihindari.
Setelah asmara berlangsung lama dan urusan kehidupan bersama, kamu mulai melihat hal-hal yang mengganggu.
Cara pasangan makan selai kacang langsung dari toples, mendengus saat tertawa, bahkan cara dia berjalan. Mungkin itu membuat kamu jengkel.
Keanehan itu mendorong kamu ke batas kesabaran. Kamu ingin berhenti kecuali pasangan berubah.
Dilansir Psychology Today, yang perlu kamu pahami adalah pasangan yang tidak sempurna jangan disamakan dengan pasangan yang buruk.
Apa perbedaan antara keduanya? Tentu saja ada pasangan yang menyakitkan hati, yang pemarah, merusak diri sendiri, melakukan kekerasan fisik, dan kasar.
Pasangan yang buruk mengira kamu adalah penyebab dari semua penderitaannya. Dia depresi karena kamu.
Memang, hubungan yang buruk adalah hubungan yang buruk, dan kamu tahu kapan kamu berada di dalamnya. Jadi, bantulah dirimu sendiri dan keluarlah sekarang.
Sedangkan pasangan yang tidak sempurna, seperti pelupa. Dia lupa menjemput anak-anak. Dia lupa ada janji dengan dokter. Dia lupa tanggal ulang tahun pernikahan kalian.
Sangat mudah untuk menunjukkan jari menyalahkan dan berkata "dia perlu berubah". Tapi, kemarahan hanya mengaburkan masalah sebenarnya.
Apakah kamu akhirnya meninggalkan suatu hubungan atau tidak. Lebih baik mengambil keputusan ketika kamu dapat melihat dengan jelas.
Inilah yang penting: alih-alih mencoba memperbaiki pasangan dan mengubahnya, perbaiki diri kamu terlebih dahulu.
Kamu mungkin akan menemukan bahwa kekurangannya masih bisa diterima. Kamu juga akan melihat bahwa orang yang perlu diubah adalah dirimu sendiri. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News