Berpikir Lebih Psikologis Bisa Membuat Kamu Membangun Hubungan yang Aman

28 September 2023 11:30

GenPI.co - Kita semua berpikir secara psikologis, betapapun naifnya. Selain itu, kita semua memahami secara implisit bahwa mengetahui apa yang membuat seseorang tergerak akan membantu kita menghadapinya secara efektif.

Dan kita menggunakan pengetahuan ini untuk memaksimalkan pengaruh kita terhadap mereka dan untuk melindungi diri kita dari kemungkinan pengaruh negatif mereka terhadap kita.

Namun dalam mengeksplorasi pola perilaku orang lain yang lebih rumit atau berbelit-belit, banyak orang yang mengerem, tidak membiarkan diri mereka menggali lebih dalam. Berikut alasannya.

BACA JUGA:  4 Faktor Bikin Senjata Pria Tak Berdaya Saat Hubungan Ranjang, Jangan Sepelekan

Bias Konfirmasi

Dalam artikel berjudul "Why Facts Don’t Change Our Minds", seorang penulis mendefinisikan bias ini sebagai kecenderungan orang untuk menerima informasi yang mendukung keyakinannya dan menolak informasi yang bertentangan dengannya.

BACA JUGA:  3 Masalah yang Kerap Ditemui dalam Hubungan Asmara Saat Ini

Oleh karena itu, penolakan untuk mengeksplorasi lebih jauh temuan-temuan psikologis yang bertentangan dengan prasangka seseorang menyebabkan penolakan terhadap hal-hal yang, jika dipahami dengan lebih baik, dapat membantu mereka memahami lebih dalam.

Bias Masyarakat Terhadap Psikologi

BACA JUGA:  Orang yang Sensitif Dapat Membuat Hubungan Cinta Menjadi Kurang Stabil

Cara kita dididik dan disosialisasikan baik formal maupun informal berdampak besar pada perspektif eksistensial kita.

Kita mungkin telah belajar untuk curiga terhadap teori-teori psikologi, misalnya teori-teori tersebut diremehkan sebagai "obrolan psikopat" yang sok.

Dalam hal ini, kita tidak akan cenderung untuk mempelajari literatur psikologi yang melimpah untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang kita miliki tentang kepribadian, insentif, atau kecenderungan seseorang.

Penalaran Termotivasi

Itu adalah istilah yang hampir identik dengan apa yang dikenal oleh orang awam sebagai rasionalisasi , dan yang secara keseluruhan dianggap layak untuk digantikan oleh para ilmuwan sosial.

Karena sebutan yang lebih baru ini menyoroti irasionalitas esensial tentang bagaimana sistem kepercayaan yang "membeku" dapat dengan mudah mengalahkan kemampuan rasional kita.

Dalam berbagai konteks, orang-orang yang tampaknya memeriksa data secara objektif kemungkinan besar akan mengambil kesimpulan yang menyimpang atau sangat tidak logis. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co