Psikolog Sebut Menyenangkan Orang Lain Bisa Menimbulkan Masalah Kesehatan Mental

16 November 2023 12:15

GenPI.co - Kebanyakan orang senang membantu dan menyenangkan orang lain, namun perilaku ini dianggap sangat berisiko menimbulkan masalah kesehatan mental.

Psikolog mengatakan fenomena menyenangkan orang, menggambarkan mereka yang tidak pernah mengatakan tidak dan selalu melakukan apa pun untuk orang lain dengan mengorbankan kesehatan mental mereka sendiri.

Dilansir Daily Mail, menurut penelitian, sekitar 14 persen orang yang melakukan perilaku ini lebih mungkin mengalami masalah kesehatan mental yang serius seperti kecemasan, stres, dan depresi.

BACA JUGA:  3 Tips Membangun Hubungan Asmara yang Sehat dan Aman

Salah satu orang terkenal yang menyenangkan orang lain adalah superstar Hollywood Jennifer Lawrence yang, pada tahun 2021, mengakui bahwa dia telah "menyenangkan orang lain" hampir sepanjang hidupnya. 

"Bekerja membuatku merasa tidak ada seorang pun yang bisa marah padaku," kata Lawrence kepada Vanity Fair.

BACA JUGA:  Tips Dokter Boyke agar Suami Istri Ketagihan saat Bermain Cinta

Tapi bagaimana cara untuk mengetahui kamu orang yang selalu menyenangkan orang lain, atau hanya orang yang baik hati? 

Dr Juli Fraga, seorang psikolog yang berbasis di San Francisco, telah mengungkapkan tanda orang yang suka menyenangkan orang kronis yang harus Anda waspadai. 

BACA JUGA:  Cocok Diminum Kala Hujan, Tips Mudah Bikin Cokelat Panas Seenak di Kafe

"Sering kali merupakan perasaan tidak terkendali. Kamu ingin memastikan orang-orang menyukai dirimu," katanya

Dr Juli Fraga mengatakan, dari segi perilaku, tanda bahayanya adalah permintaan maaf yang berlebihan, terutama untuk hal-hal yang bukan kesalahan darimu.

Tanda lainnya adalah mengambil tanggung jawab atas kesedihan, kemarahan, atau kekecewaan orang lain. 

Orang yang suka menyenangkan orang lain akan berasumsi bahwa mereka melakukan sesuatu yang menimbulkan emosi negatif, dan berusaha memperbaikinya, bahkan jika hal itu harus mereka tanggung sendiri. 

Tanda selanjutnya adalah menyetujui jika tidak, untuk menghindari ketegangan. 

"Bertahun-tahun yang lalu, saya bekerja dengan seorang pasien yang memperjuangkan pandangan politik ayahnya, meskipun dia tidak tahan dengan pandangan tersebut," tuturnya.

Lalu ada orang yang selalu berkata "ya" ketika sebenanrnya ingin mengatakan "tidak".

Mungkin kamu memikul beban kerja yang lebih besar yang tidak mampu ditangani, atau setuju untuk melakukan hal-hal yang tidak mampu kamu tanggung. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co