Jika Pasangan Mengidap Sindrom Peter Pan, Begini Dampaknya terhadap Hubungan

07 Januari 2024 11:30

GenPI.co - Jika pasangan terjebak di masa lalu, dia mungkin mengalami situasi "Saya tidak akan tumbuh dewasa", yang biasa disebut oleh para ahli sebagai Sindrom Peter Pan.

Dilansir Times of India, diciptakan oleh psikolog Dan Kiley dalam bukunya "Peter Pan" tahun 1983, istilah sindrom Peter Pan telah menjadi label tidak resmi bagi seseorang yang menunjukkan perilaku seperti anak kecil di masa dewasa.

Sindrom Peter Pan adalah suatu kondisi psikologis di mana orang dewasa berjuang untuk menjadi dewasa.

BACA JUGA:  4 Tips Mudah Menyelesaikan Perselisihan dengan Pasangan, Hubungan Jadi Adem

Dalam istilah yang lebih profesional, psikolog klinis menggambarkannya sebagai fenomena di mana orang dewasa merasa kesulitan untuk mempertahankan gaya hidup orang dewasa atau terlibat dalam hubungan yang bermakna.

Sindrom ini sering kali memiliki ciri-ciri yang sama dengan masalah kesehatan mental seperti narsisme, depresi, dan kecemasan, sehingga memerlukan perawatan dan perhatian khusus dari para ahli.

BACA JUGA:  Ramalan Zodiak Aries Terlalu Dominan, Gemini Beri Perhatian ke Pasangan

Individu dari jenis kelamin apa pun dapat menunjukkan perilaku yang terkait dengan sindrom Peter Pan. Namun hal ini lazim terjadi pada sebagian besar laki-laki.

Dampaknya sangat signifikan bagi perempuan, yang mungkin menanggung beban terberat dari laki-laki tersebut ketika mereka menjalin hubungan dengan laki-laki tersebut, baik itu kekasih, ibu, atau saudara perempuan.

BACA JUGA:  3 Perubahan Pria yang Wajib Diwaspadai Pasangannya, Berpotensi Selingkuh

Selain itu, gaya pengasuhan yang terlalu protektif dapat berkontribusi pada perkembangan sindrom ini, menyebabkan individu menghindari tanggung jawab dan menunjukkan kurangnya kedewasaan seiring bertambahnya usia.

Pasangan pengidap sindrom Peter Pan sering kali mengalami kurangnya kedalaman emosional dalam hubungan mereka.

Dia mungkin merasa lebih seperti orang tua yang berurusan dengan “anak-anak” yang tidak bertanggung jawab dan sembrono yang membutuhkan bimbingan terus-menerus.

Penderita sering kali merasa membutuhkan seorang wali karena tidak menyadari bahwa selama ini tidak bertanggung jawab dalam menjalani hidup, baik dalam mengurus harta benda maupun menjaga hubungan. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co