GenPI.co - Minyak nabati seperti minyak biji sesawi, minyak kacang tanah, minyak bunga matahari, dan minyak kelapa secara tradisional menjadi bagian dari makanan sehari-hari kita di berbagai budaya dan daerah setempat.
Baik itu untuk menumis, menggoreng atau melapisi, minyak nabati adalah salah satu minyak goreng yang paling umum digunakan di dapur.
Sebuah laporan EAT Lancet yang didukung Universitas Harvard yang dirilis awal tahun ini mengidentifikasi 'Diet Kesehatan Planetary', yang menyatakan bahwa total konsumsi minyak dan lemak harus dibatasi hingga sekitar 10 sendok teh per hari.
BACA JUGA : Mau Wajah Putih Memesona? Gunakan Minyak Zaitun dan Air Beras
Sesuai laporan, lebih dari setengah lemak atau minyak, perlu bersumber dari berbagai minyak tak jenuh yang disediakan oleh sumber nabati.
Sementara laporan ini berfokus pada konsep diet seimbang dan sehat yang mencakup biji-bijian, protein nabati (kacang-kacangan, lentil, kacang-kacangan), beberapa daging, susu, buah-buahan, dan sayuran yang mendukung diet tradisional.
Ini menyoroti bahwa diet yang kaya akan makanan nabati dengan lebih sedikit makanan dari sumber hewani, memberikan peningkatan kesehatan serta manfaat lingkungan.
Minyak nabati memberikan nutrisi yang tepat untuk mempertahankan fungsi tubuh yang optimal pada tingkat sel serta mengganti lemak jenuh dengan opsi tak jenuh sehingga memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa.
Misalnya, mengganti mentega (lemak jenuh) dengan minyak bunga matahari (lemak tak jenuh), mengurangi kadar kolesterol jahat dalam darah dan meminimalkan risiko penyakit jantung dan stroke.
BACA JUGA : 4 Manfaat Minyak Argan untuk Kecantikan
Selain itu, sebagian besar minyak nabati diperkaya dengan vitamin, termasuk vitamin A & D, yang sangat penting untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Trans-fatty acid (TFA) adalah salah satu jenis lemak paling berbahaya yang merupakan penyebab utama penyakit jantung dan stroke secara global.
TFA biasanya berasal dari 2 sumber yakni, minyak Nabati yang Dihidrogenasi Sebagian (TFA Industri) dan dari sumber hewani.
Bukti menunjukkan bahwa TFA yang berasal dari industri dan hewan memengaruhi profil kolesterol darah dan karenanya, meningkatkan risiko masalah jantung.
Secara global, diet nabati sedang diadopsi karena alasan yang jauh melebihi nutrisi.
Otoritas kesehatan, termasuk yang di Amerika Serikat, Belanda, dan negara-negara Nordik, secara eksplisit merekomendasikan diet nabati yang lebih banyak dari pada diet hewani.
Pola makan nabati dapat membantu mengurangi jejak karbon dari makanan kita karena lebih dari 50% emisi gas rumah kaca terkait makanan berasal dari produk hewani.
BACA JUGA : Minyak Ajaib Dahsyat Bikin Muka Jadi Kinclong Tak Percaya?
Penekanan pada 'kesehatan planet' inilah yang membuat pola makan nabati benar-benar holistik.
Prioritaskan produk yang lebih sehat untuk jantung dan kesehatan anda.
Ganti produk dengan makanan berbasis minyak nabati.
Perubahan pola makan yang sederhana tapi signifikan ini tidak hanya berdampak positif bagi kesehatan seseorang, tetapi juga berkontribusi dalam mengurangi stres pada lingkungan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News