Tak Akan Kulupakan Kecupan Pertama Rinjani di Pantai Indrayanti

27 Februari 2020 17:38

GenPI.co - Liburan semester akhirnya tiba juga. Setelah seminggu bergelut antara buku dan ujian, akhirnya aku bisa melepaskan penat dengan pergi berlibur. 

Aku sudah merencanakan liburan kali ini jauh-jauh hari sebelumnya, bersama ketiga temanku, Rinjani, Jevri dan juga Wawan. 

Dalam perjalanan kali ini, Rinjani menjadi satu-satunya perempuan yang ikut berlibur bersama kami. Rinjani adalah teman satu jurusan di kampusku. 

Dia adalah perempuan pemilik senyum teraneh sedunia. Bagaimana tidak aneh, saat melihat senyumnya, aku bisa senyum-senyum sendiri dibuatnya.

Mereka bertiga adalah sahabat baikku di kampus. Kami berasal dari daerah yang berbeda-beda, aku dari Surabaya, Rinjani Jakarta, Jevri Bandung, dan Wawan dari Solo. Namun, perbedaan itulah yang membuat kami bersama. 

Kami berangkat dari Stasiun Pasar Senen, Jakarta, jam setengah sebelas malam. Dengan tujuan akhir Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta. 

Kereta kami tiba sekitar jam tujuh pagi di stasiun Lempuyangan. Hari pertama ini, tujuan kami akan pergi mengelilingi kota Jogja. 

Kami memutuskan untuk menyewa 2 motor, di dekat stasiun untuk kami gunakan selama di Jogja. 

Tiba di hotel, kami langsung bergegas untuk mandi. Karena hari ini kami akan langsung menjelajah kota yang konon katanya memberikan kenangan manis ini. 

"Bima, tolong angkatin tas gue ke kamar, hehe," kata Rinjani meminta padaku. 

"Siap komandan!" jawabku. 

Di antara kami bertiga, aku, Jevri, dan Wawan. Rinjani memang paling suka manja padaku. Tapi aku pikir, Rinjani mungkin hanya bercanda. 

Setelah selesai membersihkan badan, kami langsung menuju daerah Malioboro. Aku berboncengan dengan Rinjani. Sedangkan Wawan dengan Jevri. 

"Bima, kalo lu bisa memilih, lu ingin tinggal di Jogja, atau Jakarta?" Tanya Rinjani di atas motor. 

"Di Jogja rin," Jawabku. 

"Kenapa gitu?" Tanyanya lagi.

"Biar, lu bisa terus rinduin gue." Jawabku dengan ketawa kecil. 

Rinjani hanya diam, tapi muncul senyum cantik di bibir mungilnya. Entah kenapa, aku juga ikut tersenyum saat melihat senyumnya itu. 

Jarak hotel ke Malioboro tidak terlalu jauh. Hanya sekitar 7 menit menggunakan motor. Wawan dan Jevri meninggalkan kami berdua. Katanya, mereka ingin mencari gelas titipan Ayahnya Wawan. 

"Gue sama Jevri nyari gelas dulu ya, titipan bokap gue." Kata Wawan sembari menepuk pundakku. 

"Yaudah, nanti ketemu di parkiran ya." Jawabku padanya. 

Kali ini, situasi membuatku hanya berdua bersama Rinjani. Namun entah kenapa, aku sangat gugup. 

"Ma, temenin beli itu." Kata Rinjani sembari menunjuk penjual sate ayam di pinggir jalan. 

"Mau sarapan sate?" Tanyaku.

"Iya, laper." Jawabnya. 

Kami pun menuju penjual sate tersebut. Perut yang lapar, membuat sate ayam ini sangat nikmat. Atau, sate ini terasa sangat nikmat, karena ada Rinjani? Ah..aku tak tau. 

Beberapa saat kemudian, Wawan dan Jevri menghampiri kami. Setelah beberapa jam berada di Malioboro. Kami memutuskan untuk pindah menuju tempat berikutnya. 

Hari pertama di Jogja, kami banyak mendatangi tempat-tempat yang sangat menyenangkan, seperti alun-alun, museum, tempat kuliner, dan beberapa tempat lainnya.

Setelah dirasa cukup, kami kembali ke hotel untuk beristirahat. Karena, besok pagi kami akan menuju Pantai Indrayanti dengan perjalanannya juga cukup jauh dari hotel yang kami tinggali. 

Paginya, saat semua sudah selesai mandi, sarapan, dan berkemas. Kami memulai perjalanan menuju Pantai Indrayanti. 

"Ma, jauh ndak?" Tanya Rinjani padaku. 

"Lumayan rin." Jawabku. 

"Aku ngantuk, ma." 

"Yaudah pegangan gue, biar ndak jatuh." Kataku menawarinya.

Rinjani, dengan tiba-tiba melingkarkan tangannya ke tubuhku. Hal ini membuatku bisa mendengar suara detak jantungku, sangat kencang, sangat terasa. 

Setelah beberapa jam perjalanan, akhirnya kami sampai di tujuan kami, Pantai Indrayanti. 

Saat pertama datang ke sini, aku sangat kagum, karena pantainya sangat indah. Rasa capek yang kami rasakan, seakan terbayar dengan kecantikan pantai ini. 

Rinjani yang sebelumnya mengantuk, kini terlihat segar kembali. 

"Ayoooo berenang!" Teriak Rinjani pada kami. 

Setelah menyimpan barang-barang di salah satu warung, kami pun langsung berlari menuju pantai untuk berenang dan bermain pasir. 

Sangat menyenangkan, apalagi dilakukan dengan orang-orang yang juga menyenangkan. 

"Bim, ambil bolanya," teriak Jevri padaku. 

"Siap grakkkk," jawabku juga berteriak. 

Kami bermain cukup lama, bahkan sampai sore tiba. Karena rasa capek, kami memilih untuk mandi dan memesan makanan di warung yang ada di kawasan pantai Indrayanti. 

Malam ini, kami akan menginap di sini, di pantai Indrayanti. Serunya, kali ini kami akan menginap di dalam tenda yang telah kami bawa dari Jakarta. 

Malam ini, aku tidur satu tenda dengan Rinjani. Karena masing-masing tenda hanya muat untuk dua orang. Perasaanku pun mulai tak karuan.

Saat malam tiba, di bawah sinar bulan dan suara air laut yang sangat merdu. Rinjani tiba-tiba memulai obrolan padaku. 

"Bim, kamu belum benar-benar pindah di Jogja saja, aku sudah merindukanmu, padahal, sekarang kamu ada di sampingku." Katanya sembari menatap mataku. 

Aku sangat kaget dengan apa yang dikatakan Rinjani barusan. Dia juga menggunakan kata "aku" bukan "gue". Tak seperti biasanya. 

"Kenapa tiba-tiba bilang gini?" Tanyaku.

"Aku cuma ingin bilang, aku sering merindukanmu." Jawabnya. 

"Apa yang membuatmu rindu padaku rin?" Tanyaku serius. 

"Berada di dekatmu, aku merasa seperti berada di rumah, sangat nyaman dan membuatku merasa aman." Ujarnya. 

"Aku akan terus seperti itu, rin." Jawabku. 

Tiba-tiba saja, tanpa aba-aba, bibir kami mulai bertemu. Tak lama, namun sangat dalam rasanya. Ini menjadi ciuman pertama kami. 

Beberapa saat setelah itu, Rinjani dan aku tak banyak bicara. Kami diam seribu bahasa di bawah bulan purnama. 

Malam pun kami lewati dengan dingin, bukan karena angin pantai yang sangat kencang, tapi karena kami sekarang hanya saling diam. 

BACA JUGA : Duh! Karma Menghantui Kisah Cintaku

Hari berikutnya, kami harus segera menuju ke Jogja, karena sorenya, kami berempat harus kembali menuju Jakarta. 

Memang, kami tidak terlalu lama berada di Jogja, karena, Jevri dan Wawan juga memiliki agenda lain bersama keluarganya. 

Saat sampai di Jakarta, kami mulai kembali pada aktivitas kami masing-masing. Libur yang masih lama, akan membuat kami jarang berjumpa.  

Namun anehnya, setelah kejadian di pantai bersama Rinjani, Ia tak pernah sekalipun menghubungiku. Hanya untuk bertanya kabar pun tak pernah. 

BACA JUGA : Oooohhh... Nikmatnya Bonus Jadi Makcomblang 

Setelah beberapa minggu, akhirnya aku mendengar kabar bahwa Rinjani ternyata menjalin hubungan dengan Doni, senior di kampus kami.

Menyakitkan bagiku mendengar kabar tersebut, setelah kamu memberikan kenangan manis yang begitu mendalam untukku.  

Akupun selalu bertanya pada diri sendiri, kenapa dia rin?. Sedangkan dulu kamu mengatakan selalu rindu padaku, tapi pada orang lain cintamu berlabuh. Apa salahku? Pertanyaanku yang sampai kini belum terjawab. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi Reporter: Andi Ristanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co