Rara, Kamu Cinta dan Luka Pertamaku

05 Maret 2020 20:01

GenPI.co - Namaku Evan. Aku duduk di kelas tiga sekolah menengah atas (SMA). Kalian pasti tahu betapa menyenangkan masa-masa SMA. Termasuk soal kisah cinta.

Kuceritakan tentang kisahku dengan Rara. Aku belum pernah menjalin hubungan dengan cewek di sekolah. Padahal banyak yang menyukaiku.

BACA JUGA: Maaf Rio, Aku Ingin Merasakan Itu...

Namun, aku tidak menggubris satu pun. Dunia pertemanan yang kujalani sangat mengasyikkan.

Waktu terus berlalu dan tibalah saat ujian akhir sekolah. Semua siswa berlomba-lomba agar lulus dan untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya.

Setelah ujian ada perpisahan. Kali ini aku bersama teman-temanku yang lain menjadi panitia. Kota Bandung menjadi pilihan tempat perpisahan.

Menjadi panitia membuatku harus bolak-balik Jakarta-Bandung untuk mempersiapkan segala sesuatu.

Ketika asyik melakukan serangkaian persiapan dengan panitia lain, aku bertemu dengan cewek yang memesona.

Dia memang terlalu populer di sekolah. Aku hanya bisa mencuri-curi pandang. Seiring waktu yang terus berjalan, aku berusaha mendekatinya.

Status sebagai ketua panitia perpisahan membuatku memiliki kesempatan untuk berbasa-basi.

Cukup berhasil memang. Deretan kalimat bisa keluar antara aku dan Rara. Tibalah malam perpisahan.

Kala itu memang sedang musim hujan. Semua panitia berharap acara bisa berjalan dengan maksimal.

Apa daya manusia cuma bisa berharap. Hujan datang menyapa. Namun, acara tetap harus terus berjalan.

BACA JUGA: Gaya Hot Ariel Noah, Nomor 1 Bikin Kaum Hawa Mimisan

Ketika semua teman terbuai dengan malam perpisahan, aku tetap berusaha mendekati Rara.

Banyak obrolan tercipta antara kami. Sampai Rara bilang dirinya akan ke Eropa pada besok siang untuk meneruskan pendidikan.

Aku terkejut. Namun, aku memberikan dukungan penuh kepada Rara.

Malam itu semuanya seperti terasa romantis bagi aku yang baru pertama merasakan jatuh cinta.

Malam makin larut dan acara perpusahan selesai. Aku menghampiri Rara. Hujan turun dengan deras.

"Ra, pesawat jam berapa?"

"Sekitar jam 1 siang. Kenapa, Van?”

"Nggak apa-apa,”

Aku sudah berniat memberikan kejutan sebelum Rara bertolak ke Eropa. Namun, aku lupa tidak meminta kontaknya.

Tekadku makin bulat untuk menyatakan cinta kepada Rara tepat di pintu keberangkatan pesawat.

Apa daya rumahku menjadi kawasan langganan banjir. Banjir kembali datang. Keinginanku menemui Rara kandas.

Aku baru sampai ke bandara satu jam setelah Rara pergi. Niat ingin mengungkapkan cinta gagal. Aku sangat lesu.

Aku kembali ke rumah. Hujan belum reda. Sisa cintaku diguyur hujan. Rara ke Eropa. Aku merana. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng
Cinta   Luka   Dear Diary   SMA   Perpisahan   Bandara  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co