Banjir Pengaduan Siswa, KPAI: Belajar di Rumah Malah Tertekan

21 Maret 2020 07:40

GenPI.co - Saat ini, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkapkan banyaknya pengaduan yang masuk akibat pembelajaran daring. 

Komisioner KPAI Retno Listyarti membeberkan, bahwa hingga pukul 12.00, Kamis (19/3), bagian pengaduan online menerima 51 laporan sejumlah siswa dari berbagai daerah.

BACA JUGA: Pantai Carita dan Puncak Makin Ramai, Presiden Jokowi Tak Kuasa..

"Mereka mengeluhkan beratnya penugasan dari para guru yang harus dikerjakan dengan deadline sempit. Padahal banyak tugas yang harus dikerjakan segera juga dari guru mata pelajaran yang lain. Anak-anak bilang mereka kelelahan dan tertekan," ungkap Retno, di Jakarta, Jumat (20/3).

BACA JUGA: Wanita Akan Jantungan, Karena 4 Zodiak Ini Romantisnya Luar Biasa

Sementara, pengaduan tersebut berasal dari berbagai daerah dan jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA/SMK. 

Adapun wilayah para pengadu di antaranya DKI Jakarta, Bekasi, Cirebon, dan Kuningan (Jawa Barat), Puwokerto dan Tegal (Jawa Tengah).

Kediri dan Surabaya (Jawa Timur), Pontianak (Kalimantan Barat), dan Pangkal Pinang (Bangka Belitung), Tangerang dan Tangerang Selatan (Banten), dan lainnya.

BACA JUGA: Virus Corona Membuat Rupiah Rontok, Terawangan Mbah Mijan Top...

Misalnya, pengadu dari Jakarta menceritakan, gurunya memberikan tugas membuat film pendek dengan waktu hanya 2 hari dan harus di upload dengan minimal mendapatkan 200 like. 

Padahal, membuat film sampai proses edit tidak mungkin 2 hari, apalagi dengan kondisi guru bidang studi lain juga memberikan berbagai tugas yang bahkan wajib di selesaikan hari itu juga.

BACA JUGA: Alhamdulillah, Ini Kabar Baik Peneliti Soal COVID-19 di Indonesia

Hal lain adalah pengadu menceritakan kalau teman-temannya datang ke rumahnya, karena tidak memiliki cukup kuota untuk mendengarkan pembelajaran dari gurunya. 

Akhirnya, jadi bertemu banyak orang juga. Padahal niatnya merumahkan anak-anak agar tidak berkontak dengan banyak orang, yang justru terjadi malah terpaksa belajar berkelompok karena masalah kuota dan akses internet.

BACA JUGA: Aktris Ashanty: Jika Virus Corona Tentara Allah, Selesaikanlah...

Pengadu lain menyampaikan, anaknya sudah berada di depan laptop pukul 06.00, karena ada gurunya yang akan menyampaikan tugas pada jam tersebut. 

Sementara tugas-tugas lain datang kemudian dan deadline-nya pendek. Akibatnya sang anak bahkan tak sempat sarapan dan baru makan jam 13.00. Sang ibu khawatir hal tersebut malah menurunkan imun anaknya gegara lelah dan telat makan.

Lainnya, ada orang tua menyampaikan anaknya masih SD kelas 3 tetapi setiap hari dapat soal yang harus dikerjakan antara 40-50 buah. 

Sementara itu, seorang siswa kelas VII SMP menyampaikan pada Selasa (17/3), dia mengerjakan soal dari jam 07.00 pagi hingga pukul 17.00 WIB. Saat dia hitung total yang dia kerjakan mencapai 255 soal.

BACA JUGA: Kabar Terbaru Virus Corona di China, Kejadian Ini Membuat Bahagia

Parahnya, ada siswa yang tensinya sampai naik gegara banyak tugas dan harus menggunakan telepon genggam mengerjakannya. 

"Pak/bu, saya salah satu siswa dari Kuningan Jawa Barat, saya anak SMA kls 10 pak/bu tolong ya tugas sekolah yang saya harus kerjakan tidak seperti biasanya, padahal kalo sekolah lebih enak tugasnya, tapi sejak belajar dirumah tugasnya melebihi seperti sekolah.

Sampai tensi saya naik pak/bu 180/100, padahal usia saya masih 16 tahun, tapi anak seeumuran saya sudah kena darah tinggi, tensi saya naik karena saya menghadap ke telepon genggam terus selama berjam-jam untuk mengerjakan tugas-tugas," keluh seorang siswa pengadu.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co