Oh... Sainganku Dulu di Kelas Kini Menjadi Juara Hatiku

16 April 2020 11:26

GenPI.co - Jodoh memang bisa berasal dari mana saja dan datang kapan saja. Bisa orang yang sudah lama kita kenal, atau justru orang asing yang tiba-tiba datang ke dalam hidup kita.

Namun, pernahkan kamu berpikir bahwa jodohmu ternyata adalah orang yang selama ini selalu ingin kamu kalahkan. Aku pun tidak menyangka, kalau Rama, saingan terberatku saat di SMA jutru saat ini menjadi pria yang menemani hidupku.

Aku dan Rama pertama kali kenal saat SMA. Dia memang bukan cowok yang ramah, dan justru agak terkesan sombong. Kami cukup jarang berbicara saat di kelas 1.

Walaupun bukan tipe cowok kutu buku, tapi Rama sangat pintar. Dia selalu bisa mendapat nilai sempurna dalam pelajaran Matematika. 

Untungnya, dia belum bisa mengalahkanku dalam pelajaran Bahasa Inggris.

Semester akhir di kelas 1 pun tiba. Aku yang selalu mendapatkan peringkat pertama sewaktu SMP, saat ini menjadi kurang percaya diri. Sebab, teman-temanku sekarang juga berasal dari SMP unggulan, termasuk Rama.

Ternyata benar firasatku, aku hanya mendapat peringkat 4 dan masuk ke jurusan IPA. Karena aku tidak berminat di jurusan tersebut, aku pun meminta untuk pindah ke jurusan IPS.

Di bangku kelas 2, ternyata aku kembali sekelas dengan Rama. Aku cukup kaget saat tahu bahwa Rama juga masuk kelas IPS, bukannya IPA. 

Ternyata, nilai Fisikanya merah, sehingga dia gagal masuk ke kelas IPA.

Aku dan Rama pun menjadi dua murid terpintar di kelas. Awalnya aku memang tidak terlalu peduli, tetapi Rama sering sekali mengatakan bahwa dia akan mengalahkanku dan menjadi ranking 1 di kelas.

Setiap ujian Matematika, Rama mau memberikan contekan kepada siapa saja, kecuali aku. Begitu juga aku yang mau memberikan contekan untuk siapa saja, kecuali Rama.

Mendekati akhir semester pertama, kami semakin menjadi musuh bebuyutan. Masing-masing dari kami berusaha keras untuk mendapatkan ranking 1.

Waktu pembagian rapot pun tiba. Betapa bahagianya aku saat tahu bahwa aku mendapatkan ranking 1 dan Rama harus puas di peringkat 2. 

Namun, selisih nilai kami tidak terlalu jauh, sehingga aku harus tetap waspada.

Benar saja, Rama berhasil mengalahkan aku di semester 2. Kami bertukan posisi. Rama peringkat 1 dan aku yang posisi 2. 

Sejak saat itu, aku pun berniat untuk belajar dengan sungguh-sungguh dan kembali mendapatkan peringkat 1.

Di kelas 3, kami ditempatkan di kelas yang berbeda. Namun, persaingan antara aku dan Rama seakan belum padam. 

Meskipun tidak tersirat, kami diam-diam bertarung agar bisa masuk ke universitas favorit.

Kami pun sama-sama mendapatkan peringkat 1 di kelas 3. Dan kami juga sama-sama masuk ke universitas favorit kami, di jurusan yang sama pula. 

BACA JUGA : Konspirasi Alam Semesta, Ketika Cinta Mengaduk-aduk Jiwa

Di bangku kuliah, kami pun menjadi teman dekat dan tidak lagi bersaing. Kami justru sering belajar bersama dan saling bertukar ide. 

Entah kenapa, kami bisa melupakan persaingan saat SMA dengan mudah.

Kami pun lulus bersama dengan nilai yang membanggakan. Setelah lulus, kami bekerja di perusahaan yang berbeda, tetapi tetap saling berhubungan.

BACA JUGA : Berlandaskan Cinta, 3 Aktris Cantik Ini Pindah Agama

Dua tahun kemudian, Rama pun melamarku. Aneh memang, karena kita sama sekali tidak pacaran. Kita hanya sudah merasa cocok satu sama lain dan akhirnya memutuskan untuk menikah.

Tak disangka, lelaki yang dulu sangat ingin aku kalahkan untuk mwnjadi juara kelas, kini menjadi suamiku dan juara di hatiku. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi Reporter: Yasserina Rawie

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co