Rendy Sungguh Tega Menjebakku

14 Mei 2020 18:50

GenPI.co - Aku sadar, lari dari masalah tidak bisa menyelesaikan masalah, tetapi justru memperkeruh keadaan.

Namun, hanya itu yang bisa aku lalukan saat ini. Lari dari masalah percintaan yang sangat begitu rumitnya.

BACA JUGA: Kisah Para Wanita Brigade Kenikmatan Kim Jong Un, Wajib Perawan

Bahkan aku tidak tahu bagaimana cara mengatasi masalahku saat ini, selain pergi dan menghidar. Aku nggak mau melihat dia bersanding dengan yang lain.

“Tuhan, ini nggak adil buatku!” teriakku di atas tebing di pinggir pantai yang ramai dengan gemuruh ombak.

Aku menangis sejadi-jadinya, tak tahan dengan keadaan ini. Rendy, kekasihku, akan menikah besok dengan wanita lain.

Aku dan Rendy sudah hampir 10 tahun pacaran. Mulai dari awal kuliah sampai kami berhasil menggapai cita-cita yang kami impikan.

Aku tak menyangka hubungan kami selesai hanya karena masalah keyakinan.

Selama kami pacaran semua terasa baik-baik saja. Bahkan keluarga Rendy sangat welcome kepadaku meski keyakinanku tidak sama seperti mereka.

Bahkan mama Rendy sudah menganggapku sebagai anaknya sendiri.

Satu yang tidak aku mengerti, kenapa mereka mendadak membuat keputusan yang membuat hati kami jadi hancur.

Tante Yun, mama Rendy ingin melihat anaknya cepat menikah dengan perempuan seiman dengannya.

“Apakah dua hati yang berbeda keyakinan kepada-Mu tidak bisa bersatu?” gumamku.

Dari awal aku sadar dan tahu akan risiko hubungan ini. Namun, berkali-kali Rendy berhasil meyakinkanku.

Bahkan keluarganya pun memperlakukanku dengan baik sehingga aku merasa nyaman berada di tengah-tengah mereka.

Sebelum pernikahan Rendy diputuskan, kami masih sempat bertemu dan aku masih sempat ketemu Tante Yun di rumah.

“Ratri, besok ada acara? Kalau tidak, datang, ya. Kita makan malam bareng. Tante besok mau masak-masak,” ucap tante Yun.

Dengan wajah semringah aku pun menerima undangan Tante Yun untuk makan malam di rumahnya tanpa menanyakan ada acara apa.

Aku pikir cuma makan malam seperti biasaya. Mama Rendy memang jago masak. Hampir seminggu sekali kami makan malam bersama.

Namun, ternyata malam itu menjadi malam yang sangat pahit bagiku. Bahkan masakan Tante Yun yang terlihat lezat jadi hambar di lidahku.

Malam itu Tante Yun mengenalkan calon istri Rendy di depanku dan sekaligus mengumumkan tanggal pernikahan mereka.

Namanya Mayang. Parasnya cantik dan berhijab. Sempurna untuk menjadi pasangan Rendy di pelaminan.

Sementara itu, Rendy seolah tidak bisa berkutik di hadapan orang tuanya.

Anak mama yang manja kali ini benar-benar memerankan karakternya dengan sempurna.

Diam tanpa balas seolah menyetujui nasibnya diatur oleh sang mama. Setelah makan malam aku bergegas pamit dari rumah Rendy.

Aku tidak bisa menahan air mata yang kemudian berurai saat aku masuk ke dalam mobil dan melaju meninggalkan rumah Rendy.

Berkali-kali pesan dan telepon dari Rendy masuk, tetapi aku abaikan. Aku terus melaju dengan pikiran yang superkacau.

Sungguh tega Rendy menjebakku seperti ini. Kenapa dia tidak cerita dulu kepadaku tentang rencana ini?

“Apa salahku, Tuhan?” teriakku sambil melempar beberapa kerikil yang berserakan di dekat kakiku.

Sambil menahan isak tangis, aku menatap hamparan pantai yang luas. Rasanya tidak adil kalau aku harus menerima ini sendirian.

BACA JUGA: Virus Corona Masih Menggila, WHO Punya Kabar Gembira

Rendy yang aku cintai ternyata besok akan menjadi milik orang lain. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng Reporter: Mia Kamila

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co