Duh, Aku Sampai-sampai Grebek Pacar dan Sahabat di Kamar Indekos

06 Agustus 2020 14:50

GenPI.co - Memiliki orang-orang yang setia dan dapat dipercaya adalah hal yang menyenangkan. 

Rasanya, tidak perlu memiliki banyak teman asalkan ada mereka. 

Boy adalah kekasihku, dan Nayla menjadi sahabat baik aku sejak masih duduk dibangku sekolah.

Kami selalu pergi bertiga kemana pun kami mau. Awalnya, sempat aku merasa tidak enak hati pada Nayla, karena akan membuatnya tak nyaman. 

BACA JUGA: Oh…, Pacarku Guru Privat di Rumah Janda Muda

Namun, setelah aku konfirmasi pada dirinya bahwa selalu ikut bersama dengan aku dan boy saat pacaran, ia mengatakan sama sekali tak mengusiknya. 

Ia berkata, asal hal tersebut  membuat aku bahagia, ia pun akan senang melakukannya.

Boy orang yang mudah bergaul dengan siapapun, nampaknya juga merasa tidak terganggu bila ada Nayla saat bersama kami. 

Sering pergi bertiga kemana pun, aku melihat banyak kecocokan diantara kami. 

BACA JUGA: Ternyata Kamu Lebih Memilih Tante Ganjen, Brian

Sampai-sampai saat aku dan Boy sedang berselisih paham, Nayla yang turun turun tangan untuk menjadi penengah antara kami.

Hingga suatu hari, aku sedang berdebat besar dengan Boy, sehingga memutuskan untuk tidak bertemu hingga seminggu. 

Sama seperti yang sudah terjadi sebelumnya, Nayla adalah orang yang dapat aku percaya untuk menjadi perantara komunikasi aku dan Boy.

Nayla selalu menceritakan apapun yang Boy ceritakan padanya. Sebab, Boy sendiri percaya segala sesuatunya pada Nayla yang tak lebay dan suka mengarang cerita. 

Sudah bosan terus berdebat dengan Boy, akhirnya aku memutuskan untuk minta maaf dengan mendatangi indekosnya.

Sesampai di depan rumah tempat Boy indekos, motor besarnya terparkir di teras rumah. Sehingga aku sangat percaya bahwa Boy berada di dalam. 

Tapi sebelum membuka pintu, aku mendengar suara rengekan wanita dari dalam ruang indekos Boy. 

Mendengar hal tersebut, aku tidak langsung panik untuk melabrak kedalam. Aku berusaha untuk mendengar pembicaraan mereka dari balik pintu.

Sangat jelas aku mendengar sumber suara tersebut adalah Nayla. Mengetahui itu perasaanku cukup lega sambil mengembuskan napas panjang. 

Namun, cukup menjadi pertanyaan, mengapa Nayla mengunjungi Boy, tanpa memberitahu aku dulu.

Sambil berusaha berpikir positif, aku kembali berusaha menyimak obrolan mereka di dalam.  

Jantungku mendadak berdebar sangat cepat, dahiku semakin mengerut seiring terus mendengarkan percakapan mereka yang penuh rayu satu sama lain.

Apa yang Boy dan Nayla lalukan sebenarnya? mengapa mereka saling memanggil sayang? mengapa Nayla terus merengek menjijikan seperti itu pada Boy? 

Emosiku memuncak saat mendengar Nayla mengucapkan, “Aku nggak mau putus dari kamu”.

Dengan penuh amarah aku membuka pintu dan mendorongnya keras hingga terbanting ke tembok. 

Mereka berdua terkejut karena aku tiba-tiba datang. Dengan kodisi panik mereka berdua langsung berdiri dari posisi santainya.

"Ha…,apa yang kalian lakukan berduaan di sini? Kenapa kalian saling beradu kata sayang?," ucapku penuh amarah

"Gila! kaget gua kirain digrebek Pak RT," kata Boy, sambil memegang dadanya.

"Sumpah! Untung jantung gue enggak copot lo bikin," ucap Nayla

"Enggak usah basa-basi, Nay apa yang lo lakuin sama Boy disini? Kenapa kalian saling panggil kata sayang?," ucapku menggulang pertanyaan.

"Bukannya aku memang selalu panggil kamu sayang? Atau sudah enggak mau disayang?," tanya Boy, sambil mengangkat satu alisnya.

"Oh, jadi sekarang sayang lo diumbar-umbar ya?," tanyaku, dengan nada semakin naik dan menunjuk wajah Boy.

"Dih apaan sih! jangan salah paham woi, Boy cuma latihan minta maaf sama lo, dan jadiin gue seakan lo," jelas Nayla.

Bodohnya diriku, aku sempat khawatir akan mereka berdua yang menjalin hubungan dibelakangku. 

Rupanya hal tersebut hanyalah sebatas sandiwara uji coba Boy meminta maaf padaku.  
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

dear diary   kekasih   pacar   sahabat   kamar kos  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co