Antara Agus dan Tommy, Aku Bingung Memilihnya

10 September 2020 12:55

GenPI.co - Aku, Agus dan Tommy sudah berteman lama sejak masih duduk di bangku SMP. Kami bertiga kerap melakukan perjalanan seru bersama.

Sudah 10 tahun kami berteman, sejak mulai di bangku SMP kelas dua. Kedua orang ini memiliki sifat yang cukup berbeda, namun karena hal tersebut dekat dengan mereka adalah hal yang menyenangkan. 

BACA JUGA: Berawal dari Garasi, Lindawaty Sukses Jadi Pengusaha Kuliner

Agus adalah sorang yang Intovert sedangkan Tommy Ekstrovert akut. Aku yang dominan di keduanya adalah penengah kadang kala mereka sedang tidak akur.

Tidak jarang saat aku sedang berjalan dengan salah satu dari mereka kerap memberikan perhatian lebih, aku merasa ini sudah melewati batas pertemanan. 

Agus walau cenderung banyak diam, saat sedang berduaan saja ia cukup berani untuk menggunakan tangannya untuk menyentuhku. 

Demikian dengan Tommy, si pemilik mulut manis ini memang jagonya bersilat lidah untuk mendapatkan wanita yang ia inginkan.

Dalam jangka waktu yang cukup lama, akhirnya kami memutuskan untuk pergi berlibur bersama ke sebuah villa di Puncak, Bogor. 

Kami tidak perlu mengeluarkan modal besar untuk penginapan karena tempat ini adalah milik keluarga Tommy. 

Villa tersebut bisa di bilang cukup besar, sehingga untuk kami yang hanya bertiga cukup terasa sangat sepi. 

BACA JUGA: Corona Makin Menggila, Rumah Sakit di Jakarta Bakal Kolaps

Namun, karena ingin menikmati fasilitas villa kami memutuskan untuk memilih kamar masing-masing yang cukup berjauhan jaraknya.

Malam hari pun tiba, seusai aku membersihkan badan aku pergi ke dapur untuk memasak, setidaknya memikirkan dua pria ini pastinya sangat malas untuk pergi keluar lagi hanya untuk sekedar mengisi perut. 

Sesampainya di dapur yang menghadap kolam berenang, aku melihat Agus dan Tommy rupanya sedang asyik ngobrol bersama di tepian kolam sambil merokok dan cangkir kopi hitam.

Karena sedang seru berbincang bersama, aku memutuskan untuk tidak menganggu waktu mereka terlebih dahulu. Di tengah tawa mereka yang seru.  

Aku seperti mendengar mereka sedang membicaraan sesuatu yang cukup serius di perebutkan. Aku berusaha menyimak apa yang mereka bicarakan sambil menata piring di dapur.

"Gue duluan dong yang pake, abis itu lo," ucap Tommy

"Dih males banget gue pake bekas lo, ogah ah," jawab Agus dengan nada tinggi

"Yeh biasa aja dong, kagak bekas amatlah orang cuma nyobain bentar," ujar Tommy

"Tetep aja punya lu gede, nanti kagak enak lagi di gua," ucap Agus, sambil mendorong Tommy dengan sikunya.

"Suruh Nisa aja deh yang pilih biar adil gua atau lo dulu," ungkap Agus.

BACA JUGA: Makin Terzalimi, Puan Maharani Bisa Jadi Presiden 2024

Mendengar pembicaraan Agus dan Tommy pikiranku melayang ke arah negatif. Seakan mereka akan membuat suatu hal yang buruk terhadapku. 

Aku benci imajinasiku, mengapa mereka seakan berubah menjadi pria yang kurang ajar. Takut terjadi suatu hal padaku, aku segera masuk kamar dan menguncinya dari dalam.

Mereka berdua mengetuk pintu kamarku keras-keras sambil terus memanggil namaku. Aku tidak bisa terus bersembunyi, karena mereka akan menganggap aku aneh dan mengetahui apa yang sedang mereka bicarakan tadi. 

Akupun memberanikan diri untuk membuka pintu dan bertanya ada apa pada mereka. Dengan tatapan serius mereka menatap aku, keduanya bertanya siapa yang aku pilih di antara mereka untuk mencoba baju yang sedang Tommy tempelkan di badannya. 

BACA JUGA: Ada Tembok Besar Palsu di China Senilai Rp 26 Miliar

Rupanya pikiranku salah, hal yang mereka bicarakan itu sebatas baju kaos yang mereka rencanakan ingin di buat menjadi baju seragam kami bertiga saat berpergian bersama lagi.  

Padahal aku berharap mereka berdua Tommy dan Agus, memilihku sebagai kekasih. Aku merasah bangga diperebutkan dua pria tampan tersebut.
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya Reporter: Asahi Asry Larasati

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co