GenPI.co - Kehidupan pernikahan pasti memiliki masa-masa bahagia dan sedih bagi pasangan yang menjalaninya. Bahkan, ada juga masa-masa kritis yang akan dilewati pasangan dalam kehidupan pernikahan.
Dalam masa-masa kritis tersebut, komitmen dan kesetiaan pasangan akan diuji. Tak sedikit pula kehidupan pernikahan yang kandas di masa-masa kritis tersebut.
BACA JUGA: 3 Cara Ini Ampuh Selamatkan Rumah Tangga dari Perceraian
Maka dari itu, penting untuk mewaspadai dan menghadapi masa-masa kritis dalam kehidupan pernikahan dengan bijak, agar rumah tangga yang dibangun bisa terselamatkan.
Dilansir dari akun Instagram @infoparenting_id, berikut 5 masa kritis yang akan dilewati setiap pasangan dalam kehidupan pernikahan.
1. Tahun pertama: Tahap realisasi
Tahap ini merupakan masa-masa menyesuaikan diri dengan kebiasaan pasangan, serta menyamakan berbagai prinsip dan tujuan dalam kehidupan pernikahan.
Dalam tahap ini, kamu harus bisa menerima dan beradaptasi dengan segala perbedaan dan membicarakan segala permasalahan dengan jujur.
BACA JUGA: Catat! Dampak Psikologis Anak Tanpa Ibu Akibat Perceraian
2. Tahun ke-3 & 4: Fase comfort zone yang berbahaya
Pada tahap ini, romantisme di antara pasangan mulai memudar dan kalian mulai merasa nyaman dengan pasangan masing-masing.
Meski demikian, fase comfort zone ini juga bisa berbahaya jika kalian tidak berusaha mempertahankan harmonisme dalam hubungan.
Maka dari itu, usahakan sesekali untuk memuji atau memberikan sesuatu yang istimewa untuk pasangan.
3. Tahun ke 5-7 : “The seven-year itch”
Istilah “The seven-year itch” menggambarkan betapa rentannya hubungan pernikahan pada tahap ini.
Pada tahap ini, suami dan istri sudah sama-sama matang dalam hal finansial, tetapi frekuensi hubungan intimnya justru semakin menurun.
Maka dari itu, penting untuk selalu terbuka dengan pasangan dan menyelesaikan konflik sesegera mungkin.
4. Tahun ke 10-11: Masa-masa yang sulit
Masa kritis dalam pernikahan biasanya kembali terjadi di tahun ke-10 hingga 11. Pada tahap ini, tanggung jawab untuk mengasuh anak dan mengurus rumah tangga semakin besar.
Jika berhasil melewati fase ini, hubungan pernikahan akan berjalan lancar tahun ke-20.
5. Tahun ke 20-30: Krisis paruh baya
Masa kritis akan kembali terjadi ketika anak sudah dewasa dan mulai memiliki kehidupan sendiri. Dalam tahap ini, pasangan akan kembali hidup berdua.
Maka dari itu, penting untuk menghidupkan kembali suasana pernikahan dengan melakukan hal-hal romantis yang biasa dilakukan saat masa-masa awal pernikahan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News