GenPI.co - Masa pandemi tak dipungkiri turut melemahkan sendi perekonomian masyarakat, utamanya para pekerja biasa.
Belum lagi pekerja yang terpaksa harus mengalami potong gaji dan pemutusan hubungan kerja (PHK), tentu keuangan menjadi carut-marut.
BACA JUGA: Investasi Emas Berjangka Bisa Jadi Opsi Kala Pandemi
Chairman and President Asosiasi Perencana Keuangan IARFC, Aidil Akbar, menjelaskan, bagi masyarakat yang terkena imbas dari gelombang ekonomi sulit ini sebaiknya mengutamakan lebih dulu untuk kebutuhan sehari-hari.
Pertama adalah surviving mode terlebih dahulu. Investasi yang sudah ada penerimaannya dipindahkan ke investasi yang cair.
"Jadi, prioritas pertama mengamankan biaya hidup dulu 3 sampe 6 bulan," ujar Aidil dalam webinar 'Investasi di Masa Pandemi, Selasa (13/10/2020).
Sembari menunggu situasi menjadi normal kembali, pakar keuangan itu menyarakan agar warga bisa mencoba lahan pemasukan lainnya. Sebut saja dengan berdagang olahan rumahan.
Kemudian, uang yang suudah dicairkan bisa digunakan untuk menambah keterampilan dan juga pekerjaan yang baru. Karena ilmu ini sangatlah dibutuhkan nantinya.
“Keterampilan tambahan, standout di antara mereka akan lebih dilihat oleh HRD. Sertifikasi atau tambahan-tambahan ilmu cukup membantu saat phk bisa juga menambah nilai jual kita,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Aidil menambahkan, untuk golongan menengah dengan standar gaji UMR sebaiknya menggunakan rumus 40 - 30 - 20 - 10.
Yang mana 40 persen untuk menunjang biaya hidup termasuk transportasi, biaya makan dan lainnya, 30 persen untuk biaya cicilan kendaraan dan cicilan lain.
BACA JUGA: Mencari Untung Investasi Emas di Masa Pandemi? Ini Rahasianya
"Sisa 20 persen dialirkan ke investasi dan 10 persen dialirkan ke sosial seperti zakat, infaq, shodaqoh," tandasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News