GenPI.co - Ini adalah ceritaku ketika aku berumur 18 tahun. Saat itu aku tidak memiliki biaya untuk melanjutkan sekolah perguruan tinggi dan terpaksa untuk bekerja.
Pekerjaan pertamaku adalah seorang kasir di sebuah restoran Jepang, Jakarta Pusat.
BACA JUGA: Saat Aku Bertaruh Nyawa, Suamiku Malah Selingkuh
Awalnya, aku bekerja seperti layaknya karyawan lainnya, tetapi, pria asal Jepang, tidak lain adalah bosku sendiri pemilik restoran itu memanggilku untuk ke ruangannya.
Nama Indonesianya dikenal dengan sebutan bos Tomy, orangnya baik, sopan dan disiplin.
Yang ada dibenakku saat itu adalah rasa takut dipecat, maklum karena bos Tomy tidak akan pernah memanggil karyawannya kalau tidak bermasalah.
BACA JUGA: Istriku Selingkuh di Sampingku, Saat Aku Terbaring Tak Berdaya
Saat itu aku mengetuk ruangannya dan Tomy menyuruhku untuk masuk. Bahasa Indonesianya memang tidak terlalu fasih, tetapi bisa dimengerti.
"sin, kamu tahu mengapa saya panggil?," kata Tomy kepadaku.
Aku yang takut dan pikiran sudah kemana-mana itu hanya bisa menunduk dan menggelengkan kepala saja. Padahal, dalam hatiku sedang berdoa supaya aku tidak dipecat.
"Saya mau mengenalmu lebih dalam, apakah kamu mau?" katanya.
"Saya hanya seorang pelayan keuangan, sementara bapak adalah atasan saya sekaligus pemilik restoran ini. Apakah bapak tidak salah memilih perempuan?, " sahutku sambil garuk-garuk kepala karena tidak menyangka dia hanya kepingin mengatakan itu.
Setelah hampir setengah jam aku di ruangannya, kami memutuskan untuk saling mengenal satu dengan lainnya. Dari situlah hidupku berubah 180 derajat.
Aku diberikan restoran cabang tempat makan sushi di sebuah mal ternama di Jakarta. Bahkan, aku diberikan rumah real estate dan apartemen.
Tidak berhenti-hentinya aku bersyukur bahwa bisa menemukan sosok seperti Tomy. Kami sudah menjalani hubungan ini selama 7 tahun, derajat keluargaku pun naik.
Namun, aku mulai terbiasa menjadi orang kaya baru. Aku selalu membeli barang yang tidak berguna dan aku sadar akan hal itu.
Selama 7 tahun rasanya aku bosan bersama dia, padahal Ia tidak pernah sekali pun menyentuh kehormatanku. Aku merasa dia sangat cuek karena pekerjaannya yang super padat.
Dari sini aku merasa diriku seperti asistennya saja, hanya ada di apartemen ketika dia pulang untuk masak makanan Indonesia untuknya. Bahkan, aku saja lupa rasanya dibelai seperti apa.
Sebenarnya sikapnya seperti itu memang dari awal kami memulainya. Ternyata materi saja menurutku tidak cukup.
Aku yang sudah mulai jarang bertemu karena dia harus pulang pergi Jepang-Indonesia membuatku sedikit melupakannya.
Sampai suatu hari Aku berkenalan dengan seorang pria bernama Indra.
Dia baik dan selalu ada buatku. Ya, walaupun kalau kemana-mana selalu memakai uangku. Aku berpikir kalau kehabisan uang tinggal telepon Tomy untuk memintanya mentransfer sejumlah uang.
Aku dan Indra menjalin kasih selama lima bulan, saat itu aku merasakan kebahagiaan karena mendapatkan belaian. Hal inilah yang sudah kudambakan sejak aku memutuskan bersama Tomy.
Namun, malapetaka datang kepadaku. Aku hamil dan itu adalah anak dari Indra. Jelas saja, selama ini aku hanya begituan dengan Indra.
Hingga anakku lahir dan menginjak dua tahun, Tomy pun tidak mengetahuinya. Mungkin karena kebetulan saat itu Tomy harus berada di negaranya untuk bisnis.
Tomy masih membiayai kehidupanku walaupun diriku sudah tidak punya segalanya dari dia. Sementara Indra, dia tidak mau bertanggung jawab.
Aku hanya menikah siri dengan Indra, kemudian dia meninggalkanku dan pindah rumah beserta keluarganya.
Sekarang aku hanya tinggal bersama putri kecilku dengan biaya yang diberikan Tomy.
Hingga saat ini aku saja tidak tahu bagaimana cara menjelaskan itu semua kepadanya.
Saat Tomy datang ke Indonesia, aku hanya mampir ke apartemennya saja tanpa menyuruhnya untuk datang ke rumahku.
Aku malu, marah dan menyesal dengan keadaan. Ada apa dengan diriku?
Hanya haus akan belaian seseorang membuatku hancur dan harus berbohong kepada Tomy yang sudah baik dan tulus mencintaiku. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News