Tak Kuduga, Aku dan Kamu Hanya Sebatas Friendzone Belaka.....

26 November 2020 16:45

GenPI.co - Cerita ini begitu rumit dirangkai, perasaan cinta yang sulit untuk diungkapkan. Aku pernah dekat dengan seorang pria bernama Hafiz.

Pria yang aku taksir sejak pertama kali masuk SMA. Dia kakak kelasku di sekolah, pemain basket, populer dan terkenal baik hati.

BACA JUGA: Pesona Janda Beranak Dua Telah Butakan Akal Sehatku

Berawal dari aku yang suka melihat pertandingan basket di sekolah. Aku selalu menunggu saat dirinya latihan, entah dia tersadar atau tidak.

Saat sore hari kala itu, nasib sial tetapi bahagia menimpaku. Saat Hafiz melempar bola ke ring, entah bagaimana justru menimpaku hingga terjatuh.

Aku sungguh malu dan tidak tahu harus berbuat apa, waktu itu aku memutuskan untuk pura-pura pingsan. Tidak disangka, Hafiz menggendongku sampai ke ruang kesehatan.

Selama diperjalanan menuju ruang UKS, jantungku tidak berhenti berdebar. Duh, sangat keras sekali, sepertinya Hafiz bisa mendengar suara itu.

Ketika aku akhirnya memutuskan untuk tersadar, Hafiz dengan rasa bersalah dia meminta maaf.

BACA JUGA: Reggy Membawa Kebahagiaan Baru di Keluarga Kecilku

"Citra, maaf ya. Aku nggak sengaja, kamu nggak apa-apa, kan?," kata Hafiz

"Santai aja kak, nggak apa-apa. Tadi aku yang salah, lewat di belakang ring basket," sahutku sambil memegang dada, rasanya seperti jantung mau copot.

"Sebagai permintaan maaf aku antar kamu pulang ke rumah, ya, Cit?," sambungnya dengan nada menyesal.

Aku yang gugup mendengar kata-katanya yang mau mengantarku pulang hanya bisa menganggukan kepala saja. Rasanya bodoh sih, tetapi yasudahlah, ini kesempatanku.

Setelah pusing di kepalaku sudah sembuh, kami berdua memutuskan untuk pulang. Saat aku menuju parkiran, banyak mata memandang kearahku. 

Tidak lain adalah para cewek-cewek sekolah yang terheran melihat ku bersama Hafiz.

Kami menaiki motor vespa miliknya, sebelum pulang ke rumah, Hafiz mengajakku untuk makan sebagai ungkapan permintaan maafnya. Sejak saat itu, kami berdua makin dekat.

Bahkan, Hafiz sering datang ke rumahku atau sebaliknya. Keluarga kami juga sudah saling kenal.

Satu sekolah juga menganggap kami berdua pacaran. Jujur, aku sangat senang ketika banyak orang menggosipkanku berpacaran dengan Hafiz dan dia tidak masalah.

Hafiz bahkan tidak menggubris gosip yang menimpanya. Ia justru makin menunjukkan kedekatannya bersamaku.

Aku berpikir, hubungan kami berdua sudah sedekat ini, tetapi Hafiz tidak pernah menyatakan cintanya kepadaku. 

Setelah aku pikir-pikir, aku mulai memberanikan diri untuk bertanya soal perasaannya kepadaku.

"Fiz, boleh tanya sesuatu nggak?," kataku kepada Hafiz.

"Ada apa sih beb Citra? Sok misterius lu, bikin takut aja! Hahaha," candanya.

"Jadi gini Fiz, semua orang menganggap kita punya hubungan. Sebenarnya apa yang ada di hati lu sejujurnya? Karena gw penasaran, perasaan ini seperti ada yang aneh," tegasku.

"Cit, dengerin gw ya. Gw udah menganggap lu sebagai sahabat sejati. Perasan ingin melindungi dan menyayangi sahabatnya," jawabnya.

Saat mendengar pernyataannya itu, aku sangat terkejut. Benar-benar berbeda dari apa yang aku pikirkan. 

Aku selama ini berpikiran Hafiz punya perasaan yang sama terhadapku. Aku memang belum mengungkapkannya, tetapi aku sudah merasa percaya diri dengan melihat sikap dan perilakunya kepadaku.

Jujur, aku sangat sedih mendengarnya. Ternyata, dia hanya menganggapku sebagai sahabat saja. 

Saat ini, aku terjebak di zona pertemanan. Tidak ada perasaan lebih kepadaku. Sayang sekali, aku sudah terlalu percaya diri dengan gosip yang ada di sekolah.

Terjebak di friendzone memang tidak enak, aku harus berpura-pura untuk tetap bahagia. Meskipun kata-katanya telah membuatku sedih.

Aku berharap, perasaan ini akan jadi kenyataan dan Hafiz sadar bahwa ada perempuan yang benar-benar mencintainya, yaitu aku. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co