Pedih! Pernikahanku yang Hanya Seumur Jagung

03 Desember 2020 09:45

GenPI.co - Pernikahanku dengan Johan bisa terbilang hanya seumur jagung. 

Pria yang selalu aku banggakan dan sayang kepadaku ternyata membuatku kecewa. 

BACA JUGAReggy Membawa Kebahagiaan Baru di Keluarga Kecilku

Aku menikah dengannya setelah kami pacaran selama 10 tahun. 

Selama kami pacaran dia tak pernah melakukan hal kasar terhadapku. 

Namun, setelah tiga hari kami menikah, tangan kanannya mendarat di pipiku. 

Aku terkejut dengan sikapnya yang tiba-tiba berubah, karena tidak ada masalah besar yang sedang kami hadapi.

Sebab aku hanya tidak sengaja mengangkat ponselnya yang berdering terus saat dia sedang mandi. Aku juga tidak pernah menaruh curiga terhadapnya. 

Saat itu aku berpikir, wanita yang meneleponnya pagi itu adalah rekan kerjanya. 

Pertengkaran kami tersebut terdengar oleh mama mertuaku. 

BACA JUGASuami Tega Telantarkan Anak Istri, Alhamdulillah Berakhir Bahagia

Dia melihat kami bersitegang dan langsung memarahiku tanpa mendengar alasan dariku. Bahkan, dia juga tidak bertanya apa yang tengah terjadi. Aku tertegun sembari menahan isak tangis. 

Semenjak kejadian itu, hubungan rumah tanggaku tidak harmonis. Johan sering pulang malam dan kadang tidak pulang. 

Saat aku tanya, dia selalu mengelak. Dia juga tidak pernah menyentuhku setelah kami bertengkar pagi itu. 

Aku mencoba sabar, meski sikap mertua dan suamiku menjadi tidak enak kepadaku. Mereka bersikap ketus dan jutek. Padahal aku tidak melakukan kesalahan apapun. 

Pagi itu, aku membangunkan suamiku untuk salat subuh bersama. Namun, aku mendapatkan jawaban yang membuatku tercengang. Johan menalakku. 

“Aku minta cerai!” ujarnya.

Awalnya, aku menganggap dia hanya serius dan masih berada di bawah pengaruh alkohol. 

Namun, ternyata ibu mertuaku menegaskan kembali apa yang dikatakan oleh suamiku. Aku tak terima dengan apa yang dia lakukan. 

Aku meminta kejelasan dan alasan mereka meminta hubungan pernikahanku bubar. Johan bergeming, dia tidak bisa memberikan alasan apapun dan hanya mengatakan tidak bisa melanjutkan denganku. 

Siang itu juga aku  pulang ke rumah orang tuaku. Aku tak kuasa menahan tangis dan menceriakan apa yang sedang terjadi. 

Ayahku marah kepada Johan dan memintanya untuk datang ke rumah. 

Namun, Johan tidak mau memenuhi permintaan orang tuaku. 

Dengan berat hati aku menerima semuanya. Hatiku hancur berkeping. 

Aku tidak menyangka pernikahanku hanya seumur jagung. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina Reporter: Mia Kamila
dear diary   pernikahan   pacaran   ponsel   asmara  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co