Reno Memberiku Kebahagiaan, Setelah Itu Menghilang

03 Desember 2020 19:05

GenPI.co - Tahun 2020 ini tahun yang aneh. Peristiwa pada Januari dan Februari masih bisa kuingat dengan jelas.

Namun, mulai Maret, ingatanku menguap begitu saja. Ada satu kejadian yang benar-benar tak bisa kulupakan.

BACA JUGA: Terpisah Jarak, Aku Rela Bertahan Demi Halalkan Dia

Aku bahkan masih tak habis pikir hingga hari ini. Maret lalu, aku baru kembali dari Bandung setelah menjalani kuliah selama empat tahun.

Kembali ke Jakarta tanpa punya beban akademis lagi membuatku semringah sejak menapakkan kaki di Stasiun Gambir.

Hari itu juga, aku mengantar Mama bertemu dengan klien kantornya di sebuah kafe di wilayah Jakarta Selatan.

Kafe tempat pertemuan Mama dan rekan kerjanya berada di dalam mal. Sampai di parkiran, kami berdua kemudian menaiki eskalator.

Sampai di lantai dasar, kami berdua berjalan menuju lobby mal, tempat kafe itu berada. Lalu, tiba-tiba ada yang memanggil namaku.

Orang itu ternyata Reno, temanku saat SMP dulu. Terakhir kali aku bertemu dengannya sekitar lima tahun yang lalu.

Aku kaget Reno masih ingat wajahku. Sebab, sejak di bangku kuliah, hampir semua teman lamaku kesulitan mengenaliku.

Kami pun berpisah dan keesokan harinya Reno menghubungiku lewat direct message Instagram.

Percakapan kami pun berlanjut hingga ke Line. Namun, Reno jarang mengajakku keluar.

Pandemi menyulitkan kami memilih tempat makan yang nyaman untuk didatangi.

Reno orangnya humoris dan wawasannya luas. Aku suka terlibat dalam percakapan bersamanya.

Mungkin aku juga sudah suka dengan dia setelah sebulan kami intens berkomunikasi.

Memasuki bulan ketiga kami dekat, Reno mengajakku keluar. Dia membawaku ke sebuah kafe di wilayah Jakarta Jakarta Utara.

Kami berbincang dan bercanda seperti biasanya. Namun, Reno sempat terlihat seperti sedang berpikir ingin berbicara sesuatu.

Jantungku berdegup kencang dan tanganku terasa dingin. Apa Reno ingin bilang dia juga suka padaku?

Pokoknya, pikiranku sudah ke mana-mana saat itu. Ternyata, dirinya mengaku sedang membuat bisnis startup dan butuh modal dalam jumlah yang lumayan besar.

Dia hendak menawariku untuk bergabung dan memberi modal perusahaan yang hendak dirintisnya itu.

Aku yang saat itu masih kaget hanya bilang kalau aku bisa membantu sedikit dan kemungkinan bukan dalam bentuk sumbangan uang. Kondisiku saat itu masih baru lulus dan belum mendapatkan pekerjaan tetap.

Reno tidak mempermasalahkannya. Namun, keesokan harinya dia tidak menghubungiku sama sekali.

BACA JUGA: Pedih! Pernikahanku yang Hanya Seumur Jagung

Hingga hari ini, Reno hilang begitu saja seperti debu yang tertiup angin. Aku hanya berharap dia tidak tiba-tiba harus menjalani isolasi ketat karena paparan virus.

Atau mungkin saja aku justru berharap yang sebaliknya? (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

cinta   kisah cinta   dear diary   pacaran   pacar  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co