Cerita Dokter Relawan di Garda Terdepan Penanganan Covid-19

06 Desember 2020 13:10

GenPI.co - Ada banyak cara untuk mengabdi bagi kemanusian di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini. Salah satunya seperti yang dilakukan dr. Aulia Giffarinnisa.

Perempuan yang kerap disapa Farin ini adalah seorang tenaga medis Covid-19 yang berjuang di garis depan. Farin bertugas di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Jakarta.

BACA JUGA: Pemerintah Akan Bangun Tenda Bila Pasien Covid-19 Membeludak

Awalnya, Farin tidak mengantongi izin dari keluarganya. Pasalnya, korban jiwa dan kasus positif terus bertambah sejak kasus pertama diumumkan pemerintah secara resmi pada awal Maret 2020. 

Namun,  Farin tidak menyerah dengan keinginannya untuk mengabdikan diri. Ia terus meyakinkan orang tua dan keluarganya. 

"Akhirnya izin dari orang tua saya keluar pada Agustus lalu dan mulai September saya bertugas di Wisma Atlet,” ujarnya di Media Center KFC PEN, Jakarta, Jumat (4/11). 

Selama bertugas, banyak suka duka yang dihadapinya, apalagi pada September lalu. Saat itu, tempat tidur di komplek Wisma Atlet hampir penuh. 

Di awal menjalankan tugasnya, Farin mengaku takut. Namun, ia berhasil beradaptasi dengan cepat. 

"Sistem kerja shift 8 jam, tapi karena memakai APD maka harus bersiap satu jam sebelumnya. Selama bertugas juga tidak boleh membuka APD jadi tidak boleh buang air dan terpaksa puasa,” jelasnya. 

Meski termasuk dokter muda dan dari daerah, Farin merasa aman dan nyaman selama melayani pasien. Ia juga tidak merasa berjarak dengan tenaga medis dan kesehatan lainnya.

“Di sini semuanya satu misi untuk menangani COVID-19 jadi semuanya disiplin. Beda dengan di luar, masih ada yang cuek dengan protokol kesehatan,” jelasnya.

Dalam menjalankan tugasnya, Farin juga menemukan  sejumlah tantangan, utamanya dari para pasien yang dirawatnya. Terlebih Farin bertugas untuk menangani pasien yang masuk kategori bergejala berat.

“Agak tertekan ketika menghadapi pasien yang ngeyel karena tidak nyaman dalam perawatan. Kadang mereka sering melepas selang oksigen padahal mereka sangat perlu hanya mereka merasa tidak nyaman,” ujarnya.

Bila menemukan pasien-pasien seperti itu, Farin mengaku akan melakukan pendekatan secara psikologis. Ia berusaha memahami para pasien banyak tertekan karena tidak ditemani oleh keluarga.

BACA JUGA: Terbukti Aman, Vaksin Covid-19 Sinopharm Siap Dipasarkan

“Salah satu pengalaman tidak terlupakan menyaksikan bagaimana proses pasien yang satu bulan dirawat dengan gejala parah sekali hingga akhirnya bisa sembuh dan dinyatakan negatif dan diijinkan pulang,” ujarnya.

Farin pun berpesan kepada masyarakat, agar jangan menunggu dan berpikir lama untuk berkontribusi mulai dari hari yang paling kecil dan mudah dilakukan. Menurut Farin, kontribusi minimal yang dapat dilakukan adalah mencegah penularan dari diri sendiri dan orang di sekitar. 

"Laksanakan protokol kesehatan 3M,” tegasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co